Tito ingin "influencer" panasi cakada soal isu COVID-19

id Mendagri,Tito Karnavian,Panasi calon kepala daerah,Media sosial,COVID-19

Tito ingin "influencer" panasi cakada soal isu COVID-19

Tangkapan layar Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat menghadiri seminar daring bertemakan ‘Apa yang Baru dari Pemilihan Umum di Masa Normal Baru’ yang disaksikan di Jakarta, Sabtu (4/7/2020) malam. (ANTARA/ Abdu Faisal)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian ingin kaum milenial berpengaruh (influencer) memanas-manasi calon kepala daerah soal isu penanganan COVID-19 di daerah selama tahapan pemilihan kepala daerah serentak 2020 berlangsung.

Tito berharap dengan perilaku influencer tersebut, maka tingkat keaktifan calon kepala daerah dalam upaya menurunkan angka penularan COVID-19 di daerah semakin meningkat.

"Kita bawa Pilkada kita menjadi isu sentral, dan dorong juga untuk stimulasi ekonomi supaya ada gerakan masif oleh para kontestan, bagi-bagi masker, hand sanitizer, itu pasti akan berpengaruh kepada penurunan kurva yang positif di daerah masing-masing," ujar Tito dalam seminar daring yang berlangsung di Jakarta, Sabtu.



Tito optimistis bahwa perhelatan Pilkada serentak 2020 akan menurunkan kurva penularan COVID-19 di setiap daerah karena semua kontestan Pilkada berupaya berbuat sesuatu untuk daerah pemilihannya.

Dengan permainan isu penanganan COVID-19 di daerah dan dampak sosial-ekonomi oleh para influencer di media sosial, maka isu-isu primordial yang memicu konflik menjadi tertekan.

"Isu masalah kesukuan, kekerabatan. Isu masalah kekerasan, keturunan, dan isu paling sensitif, masalah keagamaan. Ini menjadi tertekan. Karena lebih penting masalah COVID-19 yang menyentuh hajat hidup semua orang," ujar Tito.



Mendagri Tito Karnavian juga mengajak kaum milenial berpengaruh (influencer) di media sosial agar mau turut membantu pemerintah meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah serentak 2020.

"Kaum milenial semua bergerak, para influencer media sosial bergerak semua. Mainkan saja isu kemampuan daerah dalam menangani daerah masing-masing dan dampak sosial-ekonominya, itu menjadi isu sentral," ajak Tito.

Sehingga, kata Tito, target partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak bisa mencapai angka di atas 50 persen.

"Target partisipasi, ya jelas kami harapkan di atas 50 persen. Kalau bisa semakin tinggi, semakin baik," ujar Tito.

Menurut penuturan Ketua KPU Arief Budiman, jumlah pemilih dalam Pilkada 2020 berdasarkan data 9 Juni adalah sekitar 106 juta orang (106.774.112 orang).

Dengan demikian, berarti target pencapaian partisipasi pemilih dalam Pilkada 2020 yang diharapkan Mendagri adalah separuhnya yaitu di atas 53 juta orang (53.387.056 orang).