Jakarta (antarasulteng.com) - Teknologi tak jauh ibaratnya dengan api. Kehadirannya bisa
membantu merekatkan hubungan keluarga, tapi bisa juga mengancam dan
membuat renggang hubungan antara anak dan orang tua.
Sebuah
penelitian terbaru menunjukkan sekalipun anak-anak menyukai teknologi,
setengah dari mereka merasakan tekanan pada hubungan keluarga.
The Halifax Insurance Digital Home Index
menemukan 60 persen orang tua merasa waktu yang anak-anak mereka
gunakan untuk mengakses teknologi berpengaruh pada waktu yang dihabiskan
dengan keluarga dan teman-teman.
Index tahunan kedua The Halifax Insurance Digital Home
mengeksplorasi penggunaan teknologi pada 1.000 orang tua dan anak-anak
mereka yang berusia 7-17 untuk memahami bagaimana teknologi mempengaruhi
kehidupan keluarga.
Hasil studi ini menemukan saat ini
anak-anak memiliki perangkat elektronik dan sepertiga dari mereka
memeriksa ponsel dalam satu jam. Dua per tiga anak-anak bahkan mengaku
menggunakan perangkat mereka di tempat tidur, termasuk ponsel dan
tablet. Tampaknya mereka sulit mematikan perangkat ini.
Perilaku "always on" ini menyebabkan pergeseran dinamika keluarga.
Lebih
dari sepertiga dari anak-anak bahkan menggunakan teknologi untuk
berkomunikasi dengan anggota keluarga sekalipun di bawah atap yang sama.
Bahkan sepertiga dari orang tua dan anak-anak mereka mengaku menggunakan perangkat teknologi di meja makan.
Studi
ini juga menemukan sekitar 30 persen anak-anak mengklaim orang tua
memberikan contoh buruk pada mereka soal penggunaan teknologi.
Misalnya, menghabiskan rata-rata tiga jam sehari menonton televisi.
"Teknologi
modern adalah bagian dari kehidupan kontemporer dan tercermin dalam
cara keluarga menggunakannya. Namun, hal ini menjadi jelas bahwa
sejumlah anak-anak dan orang muda menggunakan teknologi secara
berlebihan," ujar sikolog pendidikan, Dr Kairen Cullen, seperti dilansir
Female First.
Dr Cullen mengatakan saat ini orang tua
harus beradaptasi dengan iklim komunikasi yang berbeda. Mereka juga
harus memastikan percakapan terbuka dan bermakna dengan anak-anak
mereka, yang telah tumbuh dengan media sosial.
Menurutnya, komunikasi virtual tidak akan pernah menggantikan kontak tatap muka keluarga.
Tak
hanya itu, hasil studi juga menemukan teknologi ternyata mempengaruhi
praktek pengasuhan. Sekitar dua per tiga orang tua menghibur anak-anak
mereka dengan perangkat teknologi. Namun, lebih dari setengah dari orang
tua merasa prihatin atas banyak waktu yang anak mereka habiskan untuk
menggunakan perangkat.
Kemudian, sekitar 35 persen orang tua
mengaku tidak tahu bagaimana anak-anak menggunakan perangkat yang
ditempatkan di ruangan mereka dan khawatir bahwa mereka tidak dapat
mengontrol penggunaannya.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Teknologi Mengancam Keharmonisan Keluarga
...anak-anak dan orang muda menggunakan teknologi secara berlebihan...