"Iya, simulasi ini terbagi dalam tiga sesi," ucap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Palu Dr H Abidin Djafar, di Palu, Kamis.
Abidin Djafar mengemukakan simulasi dibagi dalam tiga sesi, yaitu sesi pagi, siang dan sore, menggunakan dua ruangan/laboratorium komputer, diikuti para calon mahasiswa baru.
Pembagian sesi itu, sebut dia, karena disesuaikan dengan daya dukung sarana prasarana yang tersedia di IAIN Palu pascabencana gempa dan tsunami 28 September 2018.
Oleh karena itu, kata dia, IAIN Palu hanya menyediakan dua ruangan untuk dilakukan simulasi, yang masing-masing ruangan daya tampung 40 peserta.
"Hari ini ada 80 peserta yang mengikuti simulasi ujian masuk, setiap ruangan diisi 40 peserta," sebutnya.
Dia menerangkan, pada dasarnya simulasi ujian masuk untuk jalur pendaftaran UMPTKIN dilakukan secara online. Dengan begitu calon mahasiswa yang telah mendaftar dan dinyatakan berhak mengikuti simulasi, bisa mengikuti simulasi dari rumah.
Namun, IAIN Palu, sebut dia, tetap berupaya menyediakan sarana prasarana untuk memberikan kemudahan dan membantu calon mahasiswa baru yang memiliki keterbatasan sarana, seperti jaringan internet, komputer/laptop.
"Ini inisatif yang dilakukan oleh IAIN Palu karena mempertimbangkan sarana daya dukung kepada calon mahasiswa yang akan melakukan simulasi ujian. Karena bisa jadi ada calon mahasiswa yang tidak memiliki internet di rumah, serta tidak memiliki komputer," ujarnya.
Bagi sebagian calon mahasiswa, katanya, ada yang mengikuti simulasi dari rumah karena mereka memiliki sarana yang lengkap.
Dia mengutarakan dalam pelaksanaan simulasi ujian, terdapat 323 calon mahasiswa baru jalur pendafaran UMPTKIN yang mengikuti. Pelaksanaan seleksi sesuai dengan jadwal dari Kementerian Agama, dimulai tanggal 23 - 26 Juli 2020.
"Total pendaftar di IAIN Palu pada jalur pendaftaran UMPTKIN sebanyak 1.151 orang," ucap dia.
