Bank Mandiri telah salurkan Rp54,1miliar dana PEN di Sulteng

id Sandi,Antara,Sulteng,Palu,Bank Mandiri

Bank Mandiri  telah salurkan Rp54,1miliar dana PEN di Sulteng

Seorang pekerja tengan menyelesaikan pembuatan ayunan bayi berbahan baku rotan di salah satu sentra industri UMKM rotan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (23//6/2020). Setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19, industri mebel rotan kembali bergairah ditandai dengan beroperasinya kembali sejumlah usaha mebel rotan dan meningkatnya pesanan. ANTARAFOTO/Basri Marzuki/hp.

Palu (ANTARA) - Hingg kini Bank Mandiri telah menyalurkan Rp54,1 miliar kredit dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) yang merupakan debitur Bank Mandiri terdampak virus Corona COVID-19 di Sulawesi Tengah.



“Dana PEN tersebut disalurkan kepada pelaku UMKM yang merupakan debitur eksisting atau yang kreditnya sementara berjalan atau sudah pernah memperoleh kredit kemudian terdampak COVID-19 sehinhgga terganggu bahkan terhenti namun prospek usahanya masih menjanjikan,” kata Area Head Bank Mandiri Palu Zuhri kepada Antara di Palu, Kamis.



Ia menjelaskan Bank Mandiri mulai melakukan proses penyaluran dana PEN kepada para nasabah di sejumlah daerah di Sulteng sejak 29 Juni dan sesuai deadline yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat, penyaluran dana penempatan pemerintah kepada pelaku UMKM terdampak COVID-19 di Sulteng melalui Bank mandiri tersebut berakhir pada September.



Bank Mandiri Palu mendapat jatah dana PEN Rp95 miliar untuk disalurkan kepada pelaku UMKM yang merupakan debitur Bank Mandiri terdampak COVID-19.



“Berdasarkan data hingga 20 Juli sudah ada 173 debitur mikro dan 22 debitur Small, Medium dan Enterprise (SME) atau UMKM yang memperoleh dana tersebut. Kami targetkan seluruh dana itu dapat tersalurkan,”ujarnya.



Zuhri menyebut total dana PEN yang telah disalurkan kepada 173 debitur pelaku usaha pada segmen mikro senilai Rp16,6 miliar sementara kepada debitur pelaku usaga pada segmen SME atau UMKM senilai Rp37,5 miliar.



Bank Mandiri mencatat realisasi penyaluran kredit produktif dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 17 Juli mencapai Rp12,05 triliun kepada 14.582 debitur yang 99 persen penerima merupakan pelaku UMKM.



Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang di Jakarta, Selasa (21/7), mengungkapkan hanya 17 debitur lainnya dari sektor korporasi dan komersial dengan kucuran kredit mencapai Rp9,06 triliun.



“Kami pastikan bahwa debitur ini memiliki multiplier effect yang besar karena mampu menyerap banyak tenaga kerja atau pun ikut mendukung pencapaian target ketahanan pangan nasional,” katanya.



Bank BUMN ini menargetkan penyaluran kredit produktif program PEN hingga Rp21 triliun atau lebih dari dua kali lipat dari penempatan dana pemerintah sebesar Rp10 triliun dalam periode tiga bulan hingga September 2020.



Di segmen UMKM, lanjut dia, porsi penyaluran kredit produktif paling banyak diserap Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebanyak 9.896 debitur dengan portofolio Rp806 miliar.



Kemudian segmen Kredit Usaha Mikro kepada 3.821 debitur dengan baki debet Rp138,6 miliar dan segmen Usaha Kecil Menengah sebanyak 821 debitur senilai Rp2,03 triliun.



Menurut Donsuwan, salah satu strategi yang diterapkan dalam penyaluran kredit produktif, khususnya ke segmen UMKM adalah menerapkan pola jemput bola dengan memanfaatkan modernisasi sistem penginputan data calon debitur melalui aplikasi Mandiri Pintar.



“Mandiri Pintar merupakan sebuah terobosan dalam digitalisasi pengajuan kredit mikro produktif, sehingga dapat memangkas proses administrasi dan keputusan kredit dapat diperoleh dalam waktu 15 menit sejak data debitur diinput ke sistem,” katanya.



Dalam penerapan aplikasi Mandiri Pintar, pihaknya menerjunkan lebih dari 6.700 tenaga pemasar kredit mikro di seluruh Indonesia untuk mendatangi debitur dala, proses pengajuan kredit mikro produktif baru atau pun menambah kredit mikro produktif sebelumnya.



Sementara itu, bank BUMN ini juga mengajukan klaim tambahan subsidi bunga KUR senilai total Rp25,7 miliar hingga 17 Juli dan akan segera menyusul tagihan klaim berikutnya seiring penghitungan tambahan subsidi bunga untuk debitur yang sedang dilakukan.



“Kami merespon positif kebijakan subsidi bunga kredit ini karena akan membantu debitur pelaku UMKM mengurangi dampak pandemi kepada usaha mereka,” katanya.