Warga Sulteng diingatkan tidak lengah meski kasus corona rendah

id Pasigala ,Sulteng ,Sandi,Antara,corona

Warga Sulteng  diingatkan tidak lengah meski kasus corona rendah

Penumpang turun dari atas KM Labobar saat berlabuh di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (1/7/2020). Pelabuhan penumpang Pantoloan akhirnya kembali beroperasi setelah ditutup selama tiga bulan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Pengoperasian pelabuhan tersebut disertai penerapan protokol kesehatan ketat. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/foc.

Palu (ANTARA) - Serketaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulawesi Tengah Moh. Hidayat Lamakarate mengingatkan warga Sulteng agar tidak lengah sehingga mengabaikan protokol kesehatan meski kasus COVID-19 di wilayah itu rendah.

“Jadi betul-betul dibutuhkan kesadaran warga untuk tetap taat dan mengikuti protokol kesehatan sehingga Insya Allah kita semua bisa mencegah penularan dan penyebarluasan virus corona COVID-19 di Sulteng,”katanya dalam acara peletakkan batu pertama pembangunan fasilitas pendidikan bagi korban bencana 2018 Kota Palu di kawasan hunian tetap (huntap) 1 bantuan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore, Selasa.

Ia meminta seluruh lapisan masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sulteng terus menaati protokol kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut terutamaa saat berada di tempat berkumpulnya banyak orang.

Hidayat tidak ingin pola dan media penularan dan penyebaran COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia terlebih di daerah-daerah yang dinyatakan zona merah terjadi di Sulteng akibat kelalaian dan ketidaktaatan segelintir orang.

“Kemudian ada cluster baru yang menjadi tempat penularan dan penyebaran COVID-19 yaitu perkantoran, perusahaan hingga pasar sehingga pemerintah kembali menutup aktivitas berkumpul masyarakat, itu terjadi di sejumlah daerah dan kita tidak ingin itu terjadi di Sulteng,” terangnya.

Hingga hari ini 206 orang di Sulteng terkonfirmasi positif COVID-19. Dari 206 orang itu, 188 orang dinyatakan telah sembuh dan tujuh orang meniggal dunia.

Mereka saat ini menjalani perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan secara mandiri di sejumlah daerah di Sulteng.