Wall Street jatuh, kepercayaan konsumen melemah dan laba perusahaan mengecewakan

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq

Wall Street jatuh, kepercayaan konsumen melemah dan laba perusahaan mengecewakan

Ilustrasi - Pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/pri. (ANTARA/REUTERS)

New York (ANTARA) - Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor cemas tentang melemahnya kepercayaan konsumen, hasil keuangan perusahaan mengecewakan dan khawatir tentang perselisihan di Kongres AS atas rencana bantuan virus corona.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 205,49 poin atau 0,77 persen menjadi ditutup pada 26.379,28 poin. Indeks S&P 500 turun 20,97 poin atau 0,65 persen menjadi berakhir di 3.218,44 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 134,18 poin atau 1,27 persen menjadi 10.402,09 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor material jatuh 2,18 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor real estat terangkat 2,05 persen, mengungguli sektor lainnya.

Di sisi lain, yang membebani Dow adalah konglomerat industri 3M Co, anjlok 4,8 persen, setelah melaporkan penurunan permintaan kuartal kedua di seluruh bisnisnya dan McDonald's Corp, yang jatuh 2,5 persen, setelah secara mengejutkan mengalami penurunan besar dalam penjualan toko globalnya.

Data yang dirilis pada Selasa (28/7/2020) pagi hari menunjukkan kepercayaan konsumen AS menurun pada Juli ketika infeksi virus corona meluas di seluruh negeri.

Ketika mereka menunggu perjanjian paket stimulus dan untuk laporan triwulanan dalam salah satu minggu tersibuk di musim laba, investor juga mengantisipasi kesimpulan pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve AS pada Rabu waktu setempat.

"Ini mungkin bukan tempat yang buruk untuk mengambil keuntungan dan membangun kembali likuiditas karena salah satu dari ketiga peristiwa itu dapat menyebabkan volatilitas," kata Sameer Samana, Ahli Strategi Pasar Global Senior di Wells Fargo Investment Institute di St. Louis.

Samana mengatakan, "akan sangat sulit bagi The Fed untuk mengejutkan sisi positifnya."

Sementara itu, Florida melaporkan rekor kenaikan satu hari dalam kematian akibat virus corona, dan kasus-kasus di Texas melewati angka 400.000, memicu kekhawatiran Amerika Serikat kehilangan kendali atas wabah tersebut.

Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott di Philadelphia, menyebut survei konsumen sebagai bukti yang meresahkan bahwa "individu semakin khawatir tentang lonjakan virus corona baru-baru ini yang berdampak pada keuangan dan mobilitas mereka."

Menambah ketakutan, anggota kongres memperdebatkan proposal bantuan satu triliun dolar AS dari Senat yang dikuasai Partai Republik yang diumumkan pada Senin (27/7/2020), empat hari sebelum jutaan orang Amerika kehilangan tunjangan pengangguran.

"Harus ada kompromi luar biasa dari kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan," kata Luschini, mencatat reses kongres yang dijadwalkan Agustus menambah tekanan tenggat waktu.

"Ini sangat penting saat ini karena pasar benar-benar menunggu stimulus yang dikeluarkan oleh otoritas fiskal dan moneter," katanya.

Fokus lain minggu ini adalah hasil keuangan dari perusahaan-perusahaan bernilai pasar triliunan dolar di Wall Street -- Apple Inc, Amazon.com Inc dan Alphabet Inc, serta Facebook Inc .

Dari perusahaan-perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan laba sejauh kuartal ini, sekitar 80 persen melampaui perkiraan laba yang menurun secara signifikan, menurut data Refinitiv IBES.