Ekonomi Sulteng tumbuh positif di tengah pandemi

id Bps,Sulteng,Sandi,Palu

Ekonomi Sulteng tumbuh positif di tengah pandemi

Seorang penambang batu tradisional memecahkan batu di perbukitan Dusun Lekatu, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (28/7/2020). Ratusan warga di desa itu menggantungkan hidup dari menambang batu dengan menggunakan alat sederhana dan dijual seharga Rp.150 ribu per truk bervolume empat meter kubik. ANTARAFOTO/Basri Marzuki/hp.

Jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha, pertumbuhan terjadi hampir di semua lapangan usaha

Palu (ANTARA) - Perekonomian Sulawesi Tengah di tengah pandemi virus corona (COVID-19) tumbuh positif pada semester I/2020 tercatat sebesar 2,36 persen.

"Jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha, pertumbuhan terjadi hampir di semua lapangan usaha," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, Dumangar Hutauruk di Palu, Kamis.

Dia mengatakan pertumbuhan kumulatif tertinggi terjadi pada lapangan usaha (LU) industri pengolahan sebesar 18,59 persen.

Baca juga: Realisasi investasi di Sulteng terus tumbuh

Pertumbuhan yang cukup tinggi kata Dumangar, juga terjadi pada pertambangan dan penggalian yaitu tumbuh sebesar 10,10 persen.

Bila dilihat dari sumber pertumbuhannya, ekonomi Sulteng Semester I/2020  terbesar disumbang oleh LU industri pengolahan 2,40 persen, diikuti LU  pertambangan dan penggalian 1,58 persen, disusul informasi dan komunikasi 0,40 persen.

"Serta jasa keuangan dan asuransi berkontribusi 0,15 persen," katanya.

Dumangar mengatakan  LU lainnya memiliki andil kontraksi 2,18 persen yang meliputi antara lain LU transportasi dan pergudangan minus 1,08 persen, pertanian, kehutanan, dan Perikanan minus 0,49 persen serta konstruksi minus 0,31 persen.

Baca juga: Lima negara Asia dominasi investasi di Sulteng

Dumangar menyebut struktur perekonomian Sulteng menurut LU Semester I/2020 masih 
didominasi empat LU utama yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan (27,07) persen, kemudian pertambangan dan penggalian (16,88 persen).

Industri pengolahan (14,97 persen) berada di urutan ketiga, dan urutan keempat bidang 
konstruksi (10,34 persen).

"Jika dilihat dari PDRB menurut pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Sulteng Semester I/2020 terutama didorong oleh tingginya peningkatan ekspor barang dan jasa  sebesar 27,65 persen, sedangkan komponen lainnya mengalami kontraksi," ucapnya.

Baca juga: Realisasi investasi Jatim capai Rp51 triliun

Dia mengatakan pertumbuhan tertekan oleh peningkatan impor yang cukup signifikan, yaitu sebesar 24,40 persen. 

Demikian pula kontraksi cukup dalam terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yaitu sebesar 11,61 persen, diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,35 persen, dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 2,04persen.

Dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi, komponen ekspor mempunyai kontribusi sebesar 22,28 persen. 

Komponen yang memiliki andil negatif terbesar adalah komponen impor, yaitu sebesar minus 18,45 persen.

"PMTB dan PK-RT masing-masing memiliki andil sebesar minus 1,31 persen dan minus 0,94 persen," katanya.
 
Menurut Dumangar, struktur perekonomian didominasi oleh komponen ekspor yang mencapai 83,70 persen, diikuti oleh PK-RT sebesar 46,54 persen, dan PMTB sebesar 35,69 persen. 

Sementara impor sebagai komponen pengurang memiliki kontribusi sebesar 78,33 persen.