Lembaga keuangan AS berminat kerja sama empat bidang di Indonesia

id Idfc, luhut binsar pandjaitan, swf, pendanaan pembangunan, lembaga keuangan as, investasi as, adam boehler, Internationa

Lembaga keuangan AS berminat kerja sama empat bidang di Indonesia

Dokumentasi. Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju menerima CEO International Development Finance Corporation (IDFC), Adam S Boehler (kedua kiri) bersama rombongan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (10/01/2020). FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari/ama. (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)

Pak Luhut sangat mengapresiasi sambutan positif AS melalui IDFC dan keinginan mereka untuk menjadi mitra yang berharga bagi Indonesia. Sesuai permintaan mereka, pemerintah akan memberikan pedoman lebih lanjut untuk kerja sama di beberapa sektor
Jakarta (ANTARA) - Lembaga keuangan asal Amerika Serikat International Development Finance Corporation (IDFC) menyatakan komitmen kerja sama investasi dengan Indonesia di empat bidang, yakni farmasi, pertahanan dan keamanan, energi, serta untuk Sovereign Wealth Fund (SWF) yang akan menjadi wadah pendanaan baru untuk proyek di Indonesia.

Komitmen itu disampaikan CEO IDFC Adam Boehler yang mengirimkan surat kepada Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tertanggal 31 Juli 2020.

"Pak Luhut sangat mengapresiasi sambutan positif AS melalui IDFC dan keinginan mereka untuk menjadi mitra yang berharga bagi Indonesia. Sesuai permintaan mereka, pemerintah akan memberikan pedoman lebih lanjut untuk kerja sama di beberapa sektor," kata Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Dalam surat tersebut Adam Boehler menyampaikan bahwa saat ini IDFC sedang melakukan koordinasi dengan National Security Council (NSC) atau Dewan Keamanan Nasional AS. NSC akan memimpin koordinasi antarlembaga di AS untuk mengembangkan ide-ide kerja sama yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia.

IDFC diberikan mandat untuk menggunakan sumber daya pemerintah AS untuk mendorong lebih banyak minat dan daya tarik sektor swasta, dan untuk memfasilitasi pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Indonesia.

IDFC juga bekerja sama dengan institusi keuangan serupa dari Australia dan Jepang untuk mencapai tujuan tersebut.

Merespon keadaan dunia di masa pandemi, IDFC berminat untuk bekerjasama dengan Indonesia dalam bidang farmasi. Menurut Jodi, Menko Luhut sendiri beberapa waktu lalu juga sempat menyampaikan bahwa pemerintah AS berkeinginan untuk merelokasi industri farmasinya ke Indonesia.

Sektor pertahanan dan keamanan juga menarik minat kerja sama, dan IDFC tertarik untuk berinvestasi salah satunya di wilayah Natuna.

"Indonesia sebagai negara maritim memerlukan investasi di pulau-pulau terluarnya, sehingga investasi di bidang ini juga akan membantu penegakan kedaulatan dan peningkatan keamanan negara. IDFC dan lembaga AS lainnya mempunyai instrumen pembiayaan infrastruktur yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan investasi di Natuna," kata Jodi.

IDFC juga menjajaki peluang investasi di bidang energi, yang potensinya di Indonesia dari hulu ke hilir sangat besar. Pemerintah akan segera melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk meningkatkan peluang investasi di bidang tersebut.

Ada pun pengelolaan dana abadi atau Sovereign Wealth Fund yang digagas pemerintah juga menarik minat IDFC yang akan mengucurkan investasinya, untuk membantu pengembangan infrastruktur di Indonesia. Uni Emirat Arab (UEA) juga menjadi negara yang sudah lebih dulu menyatakan minatnya untuk berinvestasi melalui SWF.

Sebelumnya, pada Januari lalu, Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan dengan Adam Boehler di Istana Negara (10/1/2020). Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah membutuhkan investasi untuk pembangunan Indonesia dari lembaga keuangan asal Amerika Serikat itu.