Ma'ruf minta cendekiawan luruskan informasi salah tentang COVID-19

id Wapres,Ma'ruf Amin,Forum Cendekia Kelas Dunia Tahun 2020,pandemi,COVID-19

Ma'ruf minta cendekiawan luruskan informasi salah tentang COVID-19

Wakil Presiden Ma'ruf Amin (Asdep Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Setwapres)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta seluruh cendekiawan, peneliti dan ilmuwan Indonesia memanfaatkan ilmu pengetahuannya untuk meluruskan informasi salah, yang menimbulkan adanya dugaan konspirasi, mengenai COVID-19.

"Sampai hari ini masih ada saja kelompok tertentu yang tidak percaya dengan pandemi COVID-19. Tugas kita semua, termasuk para anggota forum cendekia yang hadir hari ini ialah untuk bersama-sama meluruskan hal-hal tersebut," kata Ma'ruf Amin saat menyampaikan pidato kunci pada Forum Cendekia Kelas Dunia Tahun 2020 dari Jakarta, Rabu.

Ma'ruf menyayangkan informasi yang tidak akurat dan tidak ilmiah tersebut justru mendapat publikasi luas di kalangan masyarakat, khususnya melalui media sosial.

Kelompok yang tidak percaya terhadap COVID-19 itu mengakibatkan masyarakat abai terhadap protokol kesehatan yang ditetapkan Pemerintah untuk meminimalkan penyebaran virus tersebut, tambahnya.

"Itu mengabaikan pesan Pemerintah dalam melakukan berbagai upaya pencegahan. Sayangnya, beberapa kelompok tersebut justru mendapat publikasi yang luas," tukasnya.

Oleh karena itu, dalam Forum Cendekia Kelas Dunia kali ini, Ma'ruf Amin meminta seluruh peserta untuk ikut berperan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan, dengan mengenalkan informasi berbasis penelitian dan ilmu pengetahuan.

"Sains dan ilmu pengetahuan harus menjadi nafas dalam kehidupan sehari-hari dengan dibarengi pemahaman agama yang baik, serta kepekaan sosial; sehingga sains dan ilmu pengetahuan menjadi berkah bagi umat manusia," ujarnya.



Forum Cendekia Kelas Dunia Tahun 2020 diselenggarakan secara virtual dengan diikuti oleh 206 ilmuwan diaspora dari 28 negara, 959 ilmuwan dan akademisi dalam negeri, 17 perwakilan kementerian, serta 436 peserta umum.

Forum tersebut diselenggarakan untuk memberikan kesempatan bagi ilmuwan Indonesia, baik di dalam negeri maupun luar negeri, untuk berbagi informasi dan wawasan keilmuan, serta membangun kerja sama antarindividu maupun antarinstitusi terkait.