BPS: Sulteng daerah agraris tapi ekspor pertanian dan perkebunan rendah

id Pasigala ,Sulteng ,Palu,Sandi,Corona,Ekonomi

BPS: Sulteng daerah agraris tapi ekspor pertanian dan perkebunan rendah

Sejumlah petani memanen bawang merah hasil kerja sama Bank Indonesia (BI) dan petani di Desa Kotarindau, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (15/8/2020). BI mendorong petani bawang merah di daerah tersebut untuk dapat meningkatkan produksinya dengan menyediakan sejumlah fasiltas pendukung seperti embung dan sumur artesis untuk lahan budidaya bawang merah. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/wsj.

Palu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik menyebutkan nilai ekspor produk pertanian, perkebunan perikanan, peternakan dan kehutanan dari Sulawesi Tengah (Sulteng).



"Padahal Sulteng daerah agraris tapi nilai ekspor produk pertanian, perkebunan perikanan dan kehutanan tidak sampai satu persen dari total ekspor," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulteng G.A. Nasser dalam web seminar statistik "Rumahku Impianku" yang diadakan BPS Sulteng di Kota Palu, Selasa.



Ia menjelaskan data BPS Sulteng hingga Mei 2020 nilai ekspor Sulteng mencapai 595,87 juta dolar Amerika Serikat dengan presentase ekspor Sulteng pada produk pertanian, perkebunan perikanan dan kehutanan hanya 0,79 persen dan komoditas lainnya 0,06 persen.



"Padahal komoditas pertanian, perkebunan perikanan dan kehutanan dominan dan menjadikan Sulteng masih bercorak agraris," ujarnya.



Oleh karena tu Nasser berharap pemerintah daerah di Sulteng dapat  memperhatikan, mengembangkan dan memprioritaskan produk tersebut sebagai produk ekspor utama untuk meningkatkan pendapatan daerah dan negara.



Apalagi produk tersebut memiliki keterkaitan langsung dengan kesejahteraan penduduk yang tidak sedikit menggantungkan hidup dari sektor pertanian, perkebunan perikanan dan kehutanan.