Ketika Senam Hamil Jadi "Tradisi Wajib"

id ibu, hamil, senam

 Ketika Senam Hamil Jadi "Tradisi Wajib"

Ilustrasi: Ibu perlu senam

Tidak mahal, bahkan dengan biaya Rp120 ribu itu sudah mendapat kaos senam hamil dan konsumsi setelah senam," terangnya.
Saat ini senam hamil seolah-olah menjadi tren "tradisi wajib" terutama bagi ibu-ibu hamil yang tinggal di kota.

Apalagi tempat senam hamil semakin mudah diakses. Kelas senam hamil kini hadir di sejumlah rumah sakit sehingga memungkinkan ibu hamil untuk periksa kehamilan sekaligus mengambil sesi senam hamil.

Tren senam hamil juga menular pada Listyoningsih (27), seorang ibu muda yang bekerja di Jakarta. Ibu satu anak itu mengikuti kelas senam sejak usia kandungan tujuh bulan hingga menjelang persalinan.

Bagi Lilis, begitu ia akrab disapa, muncul rasa tidak percaya diri apabila ia tidak ikut senam hamil.

"Mungkin karena kehamilan pertama jadi belum pernah merasakan bagaimana sakitnya," kata Lilis yang kini sedang hamil anak kedua kepada Antara, Kamis.

Lewat senam hamil, ia mengaku tidak hanya mendapat pelatihan jelang persalinan seperti latihan gerakan agar rahim lebih kuat dan latihan pernapasan sebagai modal membantu proses melahirkan. Akan tetapi cerita pengalaman dari ibu hamil yang telah melewati persalinan.

"Saat sesi sharing( saling berbagi,red) bisa dengar pengalaman ibu-ibu yang sudah kehamilan kedua bagaimana deg-degannya, bagaimana harus tenang agar tidak menghabiskan tenaga," ujar Lilis.

"Selain itu juga bisa konsultasi sama bidan yang mengajar kalau ada keluhan-keluhan saat kehamilan," tambahnya.

Senam hamil juga dianggap penting bagi Ria (26) yang baru menghadapi kehamilan pertama.

"Dari buku-buku kehamilan yang saya baca, senam hamil bisa membantu membuat posisi bayi-nya bagus, mengurangi keluhan fisik saat trimester akhir dan membuat bumil(ibu hamil,red) jadi lebih siap menghadapi persalinan normal," jelas Ria.

Ria yang kini sudah memasuki usia kehamilan 35 minggu, baru mengikuti kelas hamil saat usia kandungannya menginjak 32 minggu.

"Sejauh ini, yang saya rasakan pegal-pegal di pinggang berkurang. Perut juga agak lebih enakan, rasanya beda dengan sewaktu sebelum senam," tutur Ria.

Menurut Ria, senam hamil perlu dilakukan dengan segala manfaat yang telah ia rasakan.

"Perlu. Selain karena buat kesehatan tadi, di senam hamil kita juga dikasih ilmu-ilmu tentang persalinan dari pengajarnya," ujarnya.

  
Relatif terjangkau

Ria mengikuti senam hamil dua kali setiap minggu. Ia menilai biaya yang harus dikeluarkan cukup terjangkau yakni Rp120 ribu untuk empat kali pertemuan.

"Tidak mahal, bahkan dengan biaya Rp120 ribu itu sudah mendapat kaos senam hamil dan konsumsi setelah senam," terangnya.

Lilis pun menilai biaya senam hamil sangat wajar. Ia mengeluarkan biaya Rp25.000 untuk setiap sesi senam.

"Menurut saya worth it (berhargalah itu, red), setiap sesi juga dapat snack (makanan ringan, red)  dan susu untuk durasi hampir dua jam. Dengan harga segitu, pelajaran yg di dapat juga banyak," kata Lilis.

    
Seberapa perlu senam hamil

Senam hamil menjadi tren karena dinilai sebagai aktivitas fisik yang bisa memperlancar persalinan. Menurut Konsultan Obstetri Ginekologi Sosial Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), senam hamil dapat membantu ibu hamil menghadapi persalinan.

"Senam hamil secara fisik maupun psikis akan menyiapkan ibu untuk menghadapi persalinan," kata Dokter Dwiana yang juga merupakan Staf pengajar dan Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu.

Usia kehamilan yang ideal bagi ibu yang hendak mengikuti senam hamil saat usia kehamilan melewati 22 minggu.

Namun senam hamil bukan menjadi kewajiban karena yang terpenting adalah setiap ibu hamil melakukan aktivitas fisik atau gerakan-gerakan yang mendukung kebugaran ibu dan janin menjelang persalinan.

Sebelum mencuatnya senam hamil, ibu-ibu pun mampu melewati persalinan dengan baik asalkan ibu hamil rajin melatih daerah otot-otot sekitar perut dan panggul sehingga mempermudah persalinan nanti.

"Ibu hamil dapat melakukannya sendiri dengan bantuan buku atau video. Atau ibu dapat melakukan olahraga ringan secara teratur seperti berenang atau jalan kaki," jelas Dokter Dwiana.