BI: perekonomian Sulteng tumbuh 0,06 persen tiwulan II-2020

id BI Sulteng,bank indonesia,pertumbuhan ekonomi,abdul majid ikram,sulteng

BI: perekonomian Sulteng tumbuh 0,06 persen tiwulan II-2020

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Tengah Abdul Majid Ikram. ANTARA/HO-BI

Pertumbuhan ekonomi itu lebih rendah bila dibandingkan Triwulan I 2020 sebesar 4,92 persen,
Palu (ANTARA) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Tengah menyatakan pertumbuhan ekonomi selama triwulan kedua 2020 sebesar 0,06 persen.

"Pertumbuhan ekonomi itu lebih rendah bila dibandingkan Triwulan I 2020 sebesar 4,92 persen," kata Kepala BI Sulteng Abdul Majid Ikram dihubungi di Palu, Sabtu (12/9).

Penurunan itu, menurut dia, disebabkan dampak pandemi COVID-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian Sulteng.

Majid menjelaskan secara sektoral, kontraksi pertumbuhan disebabkan menurunnya kinerja lapangan usaha (KLU) transportasi, konstruksi, pertanian, akomodasi, dan perdagangan.

"Namun, kinerja sektor industri pengolahan masih tumbuh tinggi turut mendongkrak perekonomian Sulteng," kata Majid.

Tumbuhnya industri pengolahan didorong oleh produksi perdana baja karbon dan beberapa smelter nikel di Kabupaten Morowali.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran, lanjut dia, disebabkan oleh menurunnya tingkat konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, dan investasi pembentukan modal tetap bruto (PMTB).

Akan tetapi, kata dia, kinerja perdagangan luar negeri mengalami peningkatan yang turut dipengaruhi ekspor hirilisasi nikel dari Morowali.

"Kami optimistis pertumbuhan ekonomi Triwulan III 2020 mengalami peningkatan walapun belum signifikan," kata Majid.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekonomi Sulteng selama Semester I 2020 atau Januari—Juni 2020, tumbuh 2,36 persen bila dibandingkan periode yang sama 2019.

Ekonomi Sulawesi Tengah Triwulan II 2020 yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp40,23 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp27,70 triliun.