Sarana dan prasarana huntap Balaroa Palu tahap perampungan

id Rehab-rekon, huntap, balaroa, dinas perumahan, zulkifli

Sarana dan prasarana huntap Balaroa Palu tahap perampungan

Sejumlah warga Kelurahan Balaroa berdiri di depan hunian tetap (huntap) satelit yang dibangun pemerintah untuk korban gempa dan likuefaksi Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Minggu (21/6/2020). ANTARA/HO-Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Palu.

Infrastruktur jalan lingkungan sudah terbangun dan sudah teraspal. Kemudian saat ini pengerjaan drainase masih dalam proses, termasuk penerangan jalan, diharapkan pekerjaan ini segera selesai agar warga yang terdampak secepatnya bisa tinggal di hunia
Palu (ANTARA) - Pengerjaan sarana dan prasarana hunian tetap (huntap) satelit bagi korban gempa dan likuefaksi Kelurahan Balaroa Kota Palu, Sulawesi Tengah masih dalam tahap perampungan.

"Jaringan listrik sebagian sudah terpasang di sebagian hunian, begitu pun pengadaan air bersih masih dalam tahap proses penyambungan," ungkap Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Palu Zulkifli saat dihubungi, Senin.

Baca juga: Percepatan pembangunan huntap korban bencana Palu masih terus berlangsung

Dia menjelaskan rehabilitasi dan rekonstruksi pembangunan huntap satelit telah rampung, namun masih ada sejumlah bangunan perlu perbaikan oleh aplikator termasuk porses 'finishing'.

Huntap satelit yang dibangun pemerintah khusus untuk korban likuefaksi Balaroa diperuntukan kepada 127 kepala keluarga di lahan yang masuk zona aman.

"Infrastruktur jalan lingkungan sudah terbangun dan sudah teraspal. Kemudian saat ini pengerjaan drainase masih dalam proses, termasuk penerangan jalan, diharapkan pekerjaan ini segera selesai agar warga yang terdampak secepatnya bisa tinggal di hunian itu," ujar Zulkifli.

Baca juga: Huntap korban bencana di Sulteng diharapkan selesai akhir 2020

Dia mengemukakan meski sarana dan prasarana belum semua rampung namun sebagian korban likuefaksi Balaroa sudah menempati hunian tersebut, dimana luas bangunan per satu unit berukuran tipe 36, sama seperti huntap-huntap lainnya yang dibangun pemerintah maupun pihak swasta untuk korban bencana alam di kota itu.

Dia menambahkan penyambungan jaringan listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) area Palu pada masing-masing hunian berkapasitas 900 watt, sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan pemakaian daya.

Hingga memasuki dua tahun pascagempa, tsunami dan likuefaksi, percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi terus dipacu. Meski begitu, masih banyak penyintas bencana Palu tinggal di hunian sementara (huntara), termasuk mereka yang masih bertahan di selter pengungsian.

"Pemerintah sedang mengupayakan tempat tinggal yang layak bagi korban bencana meski saat ini kita sedang dilanda wabah COVID-19. Olehnya kita tetap bersabar menunggu upaya-upaya percepatan ini," ucapnya.

Baca juga: Ombudsman: Lahan relokasi penyintas gempa tidak gunakan APBD