Bencana banjir masih mengancam sejumlah wilayah Sulteng

id BMKG palu,potensi banjir sulteng

Bencana banjir  masih mengancam sejumlah wilayah Sulteng

Seorang petugas BMKG sedang memperlihatkan foto satelit mengenai kondisi cuaca di wilayah Sulteng. ANTARA/Anas Masa

Palu (ANTARA) - Bencana alam banjir hingga kini masih mengancam sejumlah wilayah yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah karena kondisi cuaca ekstrem sehingga perlu mendapat perhatian semua pihak, terutama masyarakat yang di daerah rawan bencana alam banjir dan longsor.

Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BKMG) di Palu menyebutkan, Selasa, sejumlah wilayah di Sulteng berpeluang besar dilanda hujan dari tingkat sedang sampai lebat.

Wilayah-wilayah yang berpotensi besar diguyur hujan lebat yakni Kabupaten Poso, Kabupaten Morowali, Morowali Utara, Parigi Moutong, Donggala, Sigi dan juga Kota Palu.

Saat curah hujan meningkat, sangat memungkinkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.

Seperti yang terjadi di beberapa wilayah dalam dua pekan terakhir ini, banjir melanda Desa Oloboju di Kabupaten Sigi, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Morowali, Kabupaten Donggala dan beberapa permukiman penduduk di dalam Kota Palu.

Selain ancaman banjir, juga tanah longsor seperti yang terjadi di ruas jalan Trans Sulawesi pada poros jalan Taweli-Toboli yang lebih dikenal jalur Kebun Kopi.

Di sepanjang ruas jalan Taweli-Toboli sepanjang 42 km tersebut, terdapat beberapa titik longsor yang diakibatkan curah hujan tinggi.

Bahkan poros jalan nasional yang terbilang paling ramai dan padat dilewati kendaraan, termasuk angkutan kota antarprovinsi dari Manado, Gorontalo-Makassar dan Tanah Toraja tersebut sempat putus beberapa jam akibat tertutup material tanah longsor yang terdiri dari batu-batuan, pepohonan tumbang dan juga material tanah dan pasir.

Jalur itu selama hari Minggu malam (13/9) sampai Senin dinihari tidak bisa dilewati kendaraan karena material longsor menutupi badan jalan. ratusan unit kendaraan terjebak macet semalaman.

Ruas jalan itu baru bisa dilalui kendaraan setelah Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga mengerahkan sejumlah alat berat untuk membersihkan badan jalan dari material longsor pada Senin (14/9) sekitar pukul 06.00 WITA.

Mengingat jalur tersebut selama ini rawan kecelakaan dan bencana tanah longsor, Dinas Perhubungan (Dishub) Sulteng mengimbau para pengendara yang melintas di poros jalan Taweli-Toboli meski badan jalannya sudah diperlebar, namun perlu hati-hati.

"Selain badan jalan lincin, juga memiliki sekitar 300 tikungan tajam," kata Sumarno, Kepala Bidang Angkutan Jalan, Keselamatan dan Perkerataapian Dinas Perhubungan Provinsi Sulteng, Sumarno.

Dia juga membenarkan berdasarkan informasi kondisi cuaca dari BMKG setempat menyebutkan beberapa hari ke depan ini, cuaca ekstrem masih berpeluang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Sulteng sehingga perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak.