Menko Airlangga sebut 143 perusahaan berencana realokasi investasi ke RI

id Menko Airlangga,Realokasi investasi,Investasi,RUU Cipta Kerja

Menko Airlangga sebut 143 perusahaan berencana realokasi investasi ke RI

Presiden Joko Widodo (tiga kanan) didampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tiga kiri), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kiri), Bupati Batang Wihaji (empat kiri) dan jajaran menteri lainnya berbincang saat peninjauan Kawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia di Kedawung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (30/6/2020). (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.)

Data dari BKPM terdapat 143 perusahaan yang memiliki rencana realokasi investasi ke Indonesia dengan potensi penyerapan tenaga kerja lebih dari 300 ribu orang
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan sebanyak 143 perusahaan berencana melakukan realokasi investasi ke Indonesia di antaranya dari Amerika Serikat (AS), Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, Jepang, dan China.

“Data dari BKPM terdapat 143 perusahaan yang memiliki rencana realokasi investasi ke Indonesia dengan potensi penyerapan tenaga kerja lebih dari 300 ribu orang,” katanya dalam acara HSBC Economic Forum di Jakarta, Rabu.

Airlangga menyatakan adanya rencana realokasi itu menandakan pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran berharga bahwa rantai pasok barang tidak bisa terpusat di satu negara.

“Kini banyak perusahaan multinasional yang mulai relokasi dari China ke negara Asia lain terutama ASEAN,” ujarnya.

Airlangga mengatakan hal ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menggantikan posisi China sebagai tujuan investasi dari hubungan rantai pasok baru di pasar global.

Meski demikian, ia menyadari bahwa risiko ketidakpastian pada tahun ini masih sangat tinggi sehingga ekonomi Indonesia menghadapi tantangan baik eksternal dan internal.

Ia menjelaskan tekanan dari sisi eksternal merupakan ketidakpastian global yang berakar pada pandemi COVID-19 sehingga menyebabkan perekonomian global diprediksikan masih buruk.

Sementara dari sisi internal merupakan tekanan yang terjadi sejalan dengan perlambatan ekonomi dunia yaitu pertumbuhan untuk Indonesia pada kuartal II terkontraksi 5,32 persen.

Oleh sebab itu, Airlangga memastikan saat ini pemerintah sedang menyiapkan berbagai kebijakan dalam rangka mengatasi tekanan eksternal dan internal tersebut.

Ia menjelaskan langkah dan kebijakan yang sedang diupayakan pemerintah di antaranya adalah segera menyelesaikan pembahasan RUU Cipta Kerja dengan DPR sehingga investasi dapat meningkat.

Kemudian juga menyusun daftar prioritas investasi yang tidak hanya dengan pendekatan picking the winners namun juga mencakup bidang-usaha yang akan diberikan fasilitas baik perpajakan maupun non perpajakan.

“Keyakinan bahwa ekonomi Indonesia melalui kebijakan konkrit dan tepat akan dapat mengatasi tantangan yang sedang dihadapi di 2020. Bersama kita harapkan ke depannya Ekonomi Indonesia semakin kuat dan sukses,” tegasnya.

Baca juga: Pemerintah pastikan bantuan subsidi gaji akan dilanjutkan hingga 2021
Baca juga: Kemarin, DP vaksin COVID-19 hingga kolaborasi BUMN-NU untuk pemulihan ekonomi
Baca juga: Hindari resesi, Pemerintah percepat realisasi anggaran dan stimulus PEN