BNPT-FKPT Sulteng harap guru agama bantu cegah radikalisme di sekolah

id BNPT,FKPT,Fkpt sulteng,Radikalisme,Terorisme,Moderasi beragama

BNPT-FKPT Sulteng  harap guru agama bantu cegah radikalisme di sekolah

Kasubdit Pemberdayaan BNPT, Dr Andi Intang Dulung menyampaikan sambutan pada seremonial pembukaan kegiatan pembinaan moderasi beragama, bertajuk "moderasi dari sekolah" di Palu, Rabu. (ANTARA/HO-Biro Humas Setda Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengharapkan peran guru agama di daerah itu untuk membantu mencegah tumbuh kembangnya faham dan gerakan radikalisme di sekolah.

"Kami mendorong para guru kelas di tingkat TK/PAUD, SD/Ibtidaiyah dani madrasyah tsanawiyah/SMP untuk meningkatkan metode pengajaran materi pendidikan agama kepada para siswa agar lebih memahami agamanya dengan baik dan menjadi inspirasi bagi para siswa untuk menumbuhkan harmoni, kebersamaan, toleransi, mencintai sesama, dan menghargai perbedaan," ujar Kasubdit Pemberdayaan BNPT RI, Dr Andi Intang Dulung pada acara kegiatan internalisasi nilai-nilai agama dan budaya di sekolah, dalam menumbuhkan moderasi beragama, bertajuk "moderasi dari sekolah", yang berlangsung di Palu, Rabu. 

Menurut Intang, guru agama di semua jenjang tingkatan sekolah, perlu menjadi inspirator bagi para siswa dalam menumbuhkan harmonisasi, kebersamaan dan toleransi, untuk mencintai sesama bagi para siswa, oleh karena itu urgensi penguatan kapasitas mengajar para guru kelas TK/PAUD dan guru pendidikan agama SD/MI sederajat dan SMP/MTs sederajat sangat penting untukmenyamakan persepsi tentang radikal terorisme, peta kerawanan dan cara menghadapinya dengan benar.

Untuk mendukung program tersebut, kata dia, BNPT telah bekerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya Kementerian Agama dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia.

BNPT dan FKPT Sulteng percaya pendekatan lunak adalah pilihan tepat untuk langkah pencegahan terorisme. Karena terorisme bisa terjadi di mana pun dan kapan pun secara tak terduga. Dan para pelaku juga merupakan bagian dari masyarakat yang setiap saat ada dan bisa jadi mendiami lingkungan sekitar kita," katanya.

Intang juga mengutarakan bahwa BNPT membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, termasuk para tenaga pendidik, baik kepala sekolah maupun para guru yang langsung berhadapan dengan peserta didik di kelas, dalam upaya pencegahan terorisme.

Sementara itu Ketua FKPT Sulteng Dr  Muhd Nur Sangadji mengatakan agama dan budaya memiliki keterkaitan, sehingga yang perlu dipahami dan dikembangkan oleh para guru dalam membina para siswa, termasuk dalam menanamkan moderasi beragama.

"Agama dan budaya bisa menjadi pendekatan yang sangat efektif dalam pembinaan akhlak para siswa. Problemnya bagaimana mensinkronkan agama dan budaya, serta menyatukan agama dan budaya, sehingga menjadi satu kekuatan dalam pembinaan mental siswa, lewat metode pembelajaran di kelas, sehingga penting dilakukan internalisasi nilai-nilai budaya dan agama di sekolah, dalam menumbuhkan moderasi beragama," ungkap dia.

Ia menjelaskan BNPT bersama FKPT Sulteng melaksanakan kegiatan penanaman moderasi beragama bertajuk "moderasi dari sekolah" melibatkan para guru agama dari Kota Palu, Sigi dan Donggala, berlangsung di Palu. Kegiatan tersebut dihadiri  Wakil Gubernur Sulteng Rusli Palabbi, unsur pimpinan DPRD Sulteng dan forum komunikasi pimpinan daerah.
 
Foto bersama Wagub Sulteng Rusli Palabbi, Kasubdit Pemberdayaan BNPT, Dr Andi Intang Dulung, Ketua FKPT Sulteng Dr Muhd Nur Sangadji pada seremonial pembukaan kegiatan pembinaan moderasi beragama, bertajuk "moderasi dari sekolah" di Palu, Rabu. (ANTARA/HO-Biro Humas Setda Pemprov Sulteng)