Palu (ANTARA) - Lembaga Kemanusiaan Global Aksi Cepat Tanggap (ACT) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus berupaya memenuhi kebutuhan pangan dan tempat tinggal penyintas bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong, meski bencana tersebut telah berlalu dua tahun.
"ACT melakukan pembagian makan gratis kepada masyarakat, dengan target 1.000 hingga 1.500 paket makanan siap santap setiap harinya," ucap Kepala ACT Cabang Sulteng, Nurmarjani Lolulembah di Palu, Senin, terkait dengan dua tahun pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi.
Bagi ACT Sulteng sebagian logistik dibagikan ke lokasi pengungsian yang berada di sekitar tengah kota, sebagian lagi diantarkan ke tenda-tenda pengungsian di pinggiran Kota Palu.
Kata Nurmarjani, serangkaian upaya terus dilakukan ACT dalam rangka pemulihan daerah terdampak bencana di Sulawesi Tengah. Selain terus mendistribusikan sembako di masing-masing posko wilayah, ACT mengawalinya dengan membangun tempat tinggal bagi para penyintas.
"Kelurahan Duyu di Kota Palu, merupakan tahap awal dari pembangunan 1.000 unit hunian di Palu dan daerah terdampak bencana lainnya," ujar Nurmarjani Loulembah yang akrab dipanggil Nani.
Di tahap awal, Nani menguraikan, sekitar 300 unit hunian terpadu dibangun. Sebanyak 96 unit hunian dibangun di Kelurahan Duyu, Kota Palu dan 160 unit di Desa Lero, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.
Selain itu, 128 unit hunian juga dibangun di Desa Wani Kecamatan Tanatovea, Kabupaten Donggala, dan 60 unit lainnya di Kelurahan Sibalaya Utara, Kabupaten Sigi.
Hunian terpadu dilengkapi sejumlah fasilitas umum seperti masjid, taman bermain anak, dapur umum, dan sarana mandi, cuci, kakus (MCK). Hingga hunian yang telah dibangun oleh Aksi Cepat Tanggap berjumlah total 1270 unit yang tersebar di Palu, Sigi dan Donggala," ujarnya.
Dia menyebut, tak hanya membangun Hunian Nyaman Terpadu atau Integrated Community Shelter (ICS), ACT juga membangun Family Shelter. Hunian keluarga ini dibangun di atas tanah para penyintas, masing masing sebanyak 10 unit di Kelurahan Layana Indah, Kecamaan Mantikulore, Kota Palu dan 10 unit di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.
"Masing-masing hunian dibangun dengan ukuran 3 x 6 meter. Dilengkapi dengan dua kamar tidur, bangunan di tepi pantai tersebut bermodel panggung. Bahan yang digunakan merupakan papan tebal yang dapat bertahan lama. Diperkirakan bangunan dapat bertahan lebih dari lima tahun lamanya, bahkan lebih," sebutnya.
Berita Terkait
Harga bahan pokok di Kota Palu stabil setelah lebaran
Jumat, 19 April 2024 16:36 Wib
Musrenbang Sulteng prioritaskan enam agenda pembangunan daerah
Jumat, 19 April 2024 14:17 Wib
Banggai Kepulauan targetkan kemiskinan tersisa 11,15 persen tahun 2024
Jumat, 19 April 2024 14:09 Wib
Brida Sulteng serahkan bantuan alat pemanggil ikan kepada nelayan
Jumat, 19 April 2024 14:06 Wib
Pengamat ingatkan Polri gali sebab 7 orang gabung kelompok teroris JI
Jumat, 19 April 2024 6:52 Wib
Densus 88 kembali amankan satu terduga anggota Jamaah Islamiyah di Kota Palu
Jumat, 19 April 2024 6:44 Wib
Pemkab Sigi tetapkan tanggap bencana 14 hari di Desa Balongga dan Sambo
Kamis, 18 April 2024 22:36 Wib
Pemkot Palu sita sebanyak 49 tabung elpiji bersubsidi dari pengecer
Kamis, 18 April 2024 22:35 Wib