Guna memaksimalkan program gerakan komando strategis pembangunan pertanian (Kostratani) Staf khusus Menteri Pertanian bidang komunikasi pembangunan pertanian, Yesiah Ery Tamalagi melakukan kunjungan di Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Senin 28/09.
Kunjungan ini dilakukan untuk melihat permasalahan apa yang dihadapi petani yang ada di wilayah tersebut.
Dari hasil Kunjungan, ada beberapa permasalahan yang dialami oleh petani yang ada di daerah itu, yakni kurangnya alat-alat mesin pertanian (Alsintan) seperti Kombaen dan Handtraktor, serta saluran irigasi yang masih belum mengalir karena mengalami kerusakan pasca bencana 2018 lalu.
''Kemarin kami sudah dibantu bibit, tapi sekarang kami tidak punya Handtraktor dan Kombaen. Makanya ada keterlambatan dalam proses penanaman''ungkap Mirnawati, Ketua kelompok tani wanita, Desa Pakuli Utara.
Sementara itu Staf khusus Menteri Pertanian bidang komunikasi pembangunan pertanian, Yesiah Ery Tamalagi mengatakan akan menampung semua permasalahan yang dihadapi Petani. Khusus untuk pengadaan alsinntan, ia meminta kepada Petani untuk segera mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan tersebut.
''Saya akan tampung dan akan salurkan semua keluhan. Sesuai dengan kata Mentan, muliakan petani, dengan cara memajukan dan membuat mereka mandiri, dan sentuhan tekhnologi'' Ungkapnya.
Kostratani sendiri merupakan gerakan pembaharuan pertanian yang dimulai dari Balai penyuluhan pertanian ditingkat Kecamatan untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan perannya dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.
''Teman teman PTL, BTP kalian itu yang menjadi resepsionis kami di Kementerian Pertanian, karena kalianlah yang langsung berhadapan dengan para petani dan jadi motivator bagi mereka'' Tambah Ery Tamalagi
Selain itu, Kostratani ini merupakan proyek jangka panjang yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan, guna pembangunan pertanian hingga sudut pinggiran.
Kunjungan Staf khusus Menteri Pertanian bidang komunikasi pembangunan pertanian, Yesiah Ery Tamalagi ini didampingi oleh Kepala BPTP Sulteng, Fery Fachruddin Munier, serta Kepala Balai Karantina Pertanian kelas II Palu, Ida Bagus Hary Soma.
