Bos Formula E: Kepergian Honda dari F1 kabar buruk untuk dunia balap,

id formula1,formula one,honda,alejandro agag

Bos Formula E: Kepergian Honda dari F1 kabar buruk untuk dunia balap,

Alejandro Agag di E-Prix Buenos Aires, Argentina (8/1/2015) REUTERS/Marcos Brindicci

Jakarta (ANTARA) - Kepergian Honda dari Formula 1 setelah akhir tahun depan dipandang pendiri Formula E Alejandro Agag sebagai kabar buruk bagi dunia olahraga balap.

Honda pernah menyudahi keikutsertaannya sebagai konstruktor F1 pada 2008 sebelum kembali sebagai pemasok mesin pada 2015.

Pabrikan asal Jepang itu menyatakan bahwa setelah tahun depan ia akan fokus ke pengembangan teknologi emisi nol seperti sel bahan bakar dan baterai mobil listrik.

Agag, yang menggagas seri balap mobil elektrik yang mendapat status kejuaraan dunia FIA itu, tidak memandang anggapan yang menyebutkan keputusan Honda itu justru akan memperkuat Formula E.

"Saya melihatnya sebagai kabar buruk bagi motorsport secara umum. Saya tidak melihat ini sebagai kabar baik bagi Formula E dan kabar buruk bagi Formula 1," kata Agag seperti dikutip Reuters.

"Kami di Formula E juga membutuhkan Formula 1 agar sukses karena kami tidak saling melihat sebagai kompetitor. Kami melihat masing-masing seperti di satu perahu dan berkompetisi dengan tenis, sepak bola, dan olahraga lainnya," kata Agag yang akan meluncurkan ajang offroad mobil listrik bertajuk Extreme E itu.

"Jika satu pabrikan meninggalkan motorsport, bukan berarti dia akan memasuki pintu lain menuju kami. Dia mungkin sama sekali tidak masuk motorsport, jadi itu bukan kabar baik."

Formula 1 dan Formula E terkait melalui perusahaan media Amerika Serikat milik John Malone.

Liberty Media memegang hak komersial F1 sedangkan Liberty Global pemilik saham terbesar Formula E.

Agag, yang juga memiliki rencana meluncurkan seri balap powerboat, mengatakan bahwa elektrifikasi adalah tren yang tak bisa dihentikan namun itu bukan berarti tidak ada tempat untuk Formula 1 di masa depan.

Dia membandingkan situati tersebut dengan balapan kuda yang terus ada meski hewan itu tidak lagi menjadi sarana transportasi reguler.

"Akan selalu ada balapan mesin pembakaran tapi itu tidak akan terkait dengan industri. Saya rasa industri akan pada akhirnya fokus ke balapan elektrik," pungkasnya.