Realisasi penggunaan BBM bersubsidi di Sulteng 58.062 kiloliter

id Bbm bersubsidi, solar, pertamina, mor VII, laode mursali

Realisasi penggunaan BBM bersubsidi di Sulteng  58.062 kiloliter

Dokumentasi- Situasi pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di salah satu SPBU di Kota Palu, Sulawesi Tengah berjalan normal meski di tengah wabah pendemi COVID-19, Kamis (30/4/2020). ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
PT Pertamina (Persero) menyebutkan realisasi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Provinsi Sulawesi Tengah pada enam bulan terakhir sebanyak 58.062 kiloliter.
 
"Pertamina tetap konsisten memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, baki BBM bersubsidi maupun non subsidi sebagai upaya pemenuhan energi kepada rakyat," kata Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII Sulawesi Laode Syarifuddin Mursali yang dihubungi dari Palu, Selasa.
 
Dia menjelaskan pada triwulan pertama tahun ini, realisasi konsumsi bahan bakar Jenis BBM Tertentu (JBT) atau BBM bersubsidi di Sulteng sebanyak 9.684 kiloliter, dan realisasi pada Mei 2020 tercatat 8.808 kiloliter, selanjutnya pada Juni-Juli berada sekitar 9.000 kiloliter lebih, serta Agustus-September berada pada angka 10.000 kiloliter lebih.
 
Ia mengatakan Sulteng mendapat kuota BBM bersubsidi jenis solar tahun 2020 sebanyak 127.920 kiloliter untuk konsumsi yang diatur oleh Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) untuk masing-masing daerah, dan Pertamina sebagai badan usaha yang diberi kewenangan pemerintah pusat mengacu pada penetapan tersebut untuk mendistribusikan BBM ke daerah.
 
Ia menjelaskan penentuan besaran kuota solar ditetapkan BPH Migas melalui Surat Keputusan Nomor 56/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2019 tentang penyediaan dan pendistribusian kuota volume jenis BBM khusus penugasan per provinsi/kabupaten/kota oleh PT Pertamina (Persero) tahun 2020.
 
Tahun ini, lanjut dia, Sulteng berada di peringkat ketiga penambahan penyaluran kuota solar bersubsidi tertinggi di Pulau Sulawesi sekitar 3,4 persen, setelah Sulawesi Selatan yang mendapat penambahan sekitar 8,8 persen yang sebelumnya 471.327 kiloliter.
 
"Kami berharap dengan kuota yang ada masyarakat lebih bijak menggunakan BBM bersubsidi. Paling tidak masyarakat berpenghasilan menengah ke atas gunakan BBM nonsubsidi seperti dexlite yang kualitasnya lebih di atas solar," kata Laode.
 
Laode menambahkan Pertamina juga mencatat realisasi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) enam bulan terakhir yang berlaku hanya di wilayah penugasan selain Pulau Jawa, Madura dan Bali terhitung mulai April-September tahun ini sebesar 71.197 kiloliter, selain itu juga jenis BBM Umum (JBU) yakni pertalite, pertamax, pertamax turbo, dan dexlite yang secara umum dipasarkan di SPBU Sulteng sebanyak 237.550 kiloliter.
 
"Semua ini dilakukan agar masyarakat lebih mudah mengakses bahan bakar di wilayah perkotaan hingga pelosok desa. Pertamina juga menegaskan distribusi dan penjualan lewat program Pertashop yang menyasar wilayah pedesaan yang belum memiliki SPBU konvensional," demikian Laode.