Polisi gelar perling untuk layani pelajar tidak terjangkau internet

id perpustakaan keliling di tolikara,Bhabinkamtibmas Polres Tolikara

Polisi gelar perling untuk layani pelajar tidak terjangkau internet

Dua bhabinkamtibmas Tolikara Brigadir Rambo D. Womsiwor dan Bripda Derek Letlora saat bersama anak-anak Tolikara. (ANTARA/HO/Ardhy Humas Polres Tolikara)

Wamena (ANTARA) - Personel Kepolisian Resor Tolikara, Polda Papua menggelar perpustakaan keliling (perling) untuk melayani pelajar yang tidak terjangkau layanan internet selama pembelajaran terhambat akibat pandemi COVID-19.

Dua personel Bhabinkamtibmas Polres Tolikara yang rutin menjangkau daerah-daerah tertinggal melalui perling itu adalah Brigadir Rambo D. Womsiwor dan Bripda Derek Letlora.

"Kami merasa kasihan kepada adik-adik kami di pedalaman Papua, khususnya Tolikara yang terkena dampak pandemi COVID-19, sehingga pembelajaranpun berkurang, melalui pelajaran online-pun tidak bisa dikarenakan tidak adanya sinyal internet yang kuat," kata Bripda Derek sebagaimana siaran pers yang diterima Antara di Wamena, Kamis.

Bripda Derek mengatakan sudah dijadwalkan untuk setiap Rabu, ia bersama rekannya mengunjungi anak-anak dengan perling.

"Kemarin (Rabu, 28/10) kami mengunjungi Desa Kolengger dan antusias anak-anak sangat baik untuk belajar," katanya.

Brigadir Rambo Womsiwor mengatakan sebelum dilangsungkan pembelajaran membaca dan menulis, mereka memotivasi anak-anak terkait langkah pencegahan COVID-19 yang sementara mewabah di Tanah Air.

"Saya berharap ilmu yang kami berikan kepada adik-adik ini dapat menjadi pegangan di masa depan dalam mengharumkan nama Bangsa Indonesia, serta dapat membanggakan kedua orang tua," katanya.

Dua polisi itu mengaku bangga terhadap sejumlah anak yang mereka kunjungi sebab walau sebagian masih sulit mengenali huruf, namun mereka memiliki semangat yang tinggi untuk belajar.

Berdasarkan pantauan Antara, pembelajaran secara daring selama pandemi COVID-19 di Kabupaten Tolikara sangat sulit dilakukan karena keterbatasan akses internet. Kesulitan pembelajaran secara daring itu hampir terjadi juga di kurang lebih delapan kabupaten di wilayah pegunungan Tengah Papua.