Psikolog sebut Pemuda jangan takut bermimpi walau pandemi

id Sunsilk,Takterhentikan,Raih mimpi,Psikolog

Psikolog sebut Pemuda jangan takut bermimpi walau pandemi

Jumpa pers virtual "Sunsilk #TakTerhentikan", Rabu (28/10/2020) (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

Jakarta (ANTARA) - Psikolog Klinis Dewasa Tara de Thouars, BA, M.Psi mengatakan bahwa kondisi yang serba terbatas di masa pandemi COVID-19 sebaiknya tidak menghentikan seseorang untuk meraih mimpi dan cita-cita.

Tara mengatakan pada usia belasan hingga akhir 20-an tahun adalah masa di mana seseorang mulai menata masa depan seperti memilih jurusan kuliah, mencari pekerjaan yang didambakan, mengejar kondisi finansial yang lebih mapan, dan lainnya.

Akan tetapi, pandemi COVID-19 membuat sebagian anak muda merasa gelisah dan khawatir jika apa yang diharapkan tidak bisa terlaksana lantaran terbatasnya ruang gerak.

"Kita masih bisa bermimpi dan harus, karena kita harus tetap bergerak karena dengan punya harapan, kita jadi mau memulai untuk mengambil langkah. Kalau punya mimpi, kita akan keluar dari zona nyaman, jadi punya mimpi itu penting," kata Tara dalam jumpa pers virtual, Rabu.

Tara yang berpraktik di Rumah Sakit Sanatorium Dharmawangsa Jakarta mengatakan saat seseorang mulai melupakan mimpi dan cita-cita, maka hanya akan ada rasa tidak puas dan pesimis yang dialami. Tak hanya itu, orang yang takut bermimpi juga memiliki ketakutan pada kegagalan.

"Otomatis jadi enggak puas akan dirinya, ini akan jadi unhappy, jadi pesimis, meragukan diri mereka sendiri dan yang paling tidak oke mereka jadi kehilangan diri mereka sendiri. Mereka jadi enggak mengambil langkah apapun jadi diem aja karena takut enggak sesuai dengan yang diinginkan," ujar Tara.

Untuk itu, dibutuhkan dorongan atau dukungan dari dalam diri dan lingkungan sekitar guna membangkitkan optimisme seseorang untuk bertumbuh menjadi jiwa yang tetap positif dan bergerak maju.

Tara juga berpesan agar jangan pernah kehilangan harapan dan mimpi, meski kondisi sekarang ini terasa sulit untuk dilalui.

"Justru kita harus lebih bergerak dan termotivasi. Dengan memiliki harapan dan mimpi, kita jadi tahu melangkah ke mana, mulai dan menuju ke mana. Begitu punya harapan, kita tahu caranya mengembangkan diri, kalau punya mimpi, kita mau keluar dari zona nyaman," kata Tara.