Transaksi non tunai di Sulteng naik signifikan selama pandemi COVID-19

id Sulteng,Palu,Sandi,BI,BI Sulteng

Transaksi non tunai di Sulteng naik signifikan selama pandemi COVID-19

Kepala Kantor Perwakilan BI Provisni Sulteng Abdul Majid Ikram (kiri) memaparkan mengenai sistim ekonomi syariah dalam diskusi yang dilaksanakan Pengurus Pusat Yayasan Walimanis di Kota Palu, Jumat Malam (20/11). (ANTARA/Muhammad Arsyandi)

Palu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi keuangan secara non tunai mengalami kenaikan signifikan selama pandemi COVID-19 di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Berdasarkan data BI Sulteng hingga November, transaksi tunai secara year to date (ytd) mencapai Rp3,7 triliun. Sementara transaksi non tunai secara ytd berdasarkan data hingga Oktober sebesar Rp80,1 triliun,”kata Kepala Kantor Perwakilan BI Sulteng Abdul majid Ikram dalam web seminar (webinar) temu responden 2020 yang diadakan Kantor Perwakilan BI Sulteng di Palu, Rabu.

Kenaikan transaksi non tunai itu sebagai bentuk komitmen BI untuk terus memastikan kelancaran sistim pembayaran, baik secara tunai terutama non tunai di Sulteng selama pandemi.

Dari data tersebut, lanjutnya, menunjukkan pertumbuhan transakasi keuangan secara non tunai jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan teransaksi tunai. Menurutnya tingginya transaksi non tunai di Sulteng cukup wajar.

Mengingat pandemi COVID-19 membuat masyarakat menghindari transaksi secara tunai atau langsung apalagi transaksi dengan alat tukar yang telah berpindah-pindah ke banyak tangan mengakibatkan potensi penularan dan penyebaran COVID-19 melalui alat tukar tersebut cukup tinggi.

“Transaksi non tunai itu dilakukan di merchant atau pedagang yang sudah menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Ada 25.050 merchant di Sulteng yang sudah menggunakan QRIS dalam setiap transaksi keuangan non tunai,”ujarnya.

Majid menyebut dari 25.050 merchant yang menggunakan QRIS tersebut, secara spasial mayoritas tersebar di Palu.

Sebanyak 25.050 merchant QRIS itu didominasi oleh usaha mikro dan kecil, masing-masing porsi 47,1 persen dan 31,9 persen.

Ia berharap warga Sulteng tetap menggunakan transaksi non tunai sebagai salah satu cara dalam membantu pemerintah pusat dan daerah mencegah penularan dan penyebaran COVID-19 yang hingga kini belum dapat dipastikan kapan pandemi itu berakhir.