BI perkirakan ekonomi Sulteng 2021 tumbuh 6,2 persen

id Sulteng ,Palu,Sandi,BI,BI Sulteng

BI perkirakan ekonomi Sulteng 2021  tumbuh 6,2 persen

Warga menyiangi tanaman kangkung di "Green House" pertanian hidroponik di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (2/12/2020). Bank Indonesia memfasilitasi program bina lingkungan untuk membantu kelompok warga bercocok tanam dengan sistem hidroponik sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan di tingkat keluarga sekaligus berdampak pada pengendalian inflasi. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/rwa.

Palu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 2021 tumbuh 5,1 persen hingga 6,2 persen meski di tengah pandemi COVID-19.



Kepala Kantor Perwakilan BI Sulteng Abdul Majid Ikram menerangkan proyeksi tersebut ditentukan setelah melakukan penilaian di berbagai sektor yang berpengaruh dalam mendongkrak perekonomian Sulteng.



"Secara umum, faktor penopang pertumbuhan ekonomi 2021 adalah mulai meningkatnya kinerja beberapa sektor seperti pertambangan, pertanian, industri dan konstruksi," katanya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020 yang diadakan Kantor Perwakilan BI Sulteng di Kota Palu, Kamis.



Kinerja ekspor, lanjutnya, diperkirakan masih akan tetap tumbuh positif. Peningkatan investasi dan perbaikan konsumsi rumah tangga juga demikian.



"Ekspor utama dari produk hilirisasi nikel akan semakin menggeliat karena adanya optimalisasi kapasitas produksi baja karbon dan tambahan smelter dari Kabupaten Morowali Utara," ujarnya.



Majid menyatakan dari sisi investasi, berlanjutnya komitmen pembangunan untuk kawasan industri di Kabupaten Morowali, Morowali Utara dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Palu akan mendorong perbaikan realisasi investasi.



"Peningkatan konsumsi masyarakat di Sulteng akan ditopang oleh masih berlangsungnya berbagai program bantuan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan peningkatan mobilitas masyarakat," katanya.



Sementara itu, ia yakin BI bersama pemerintah daerah serta pemangku kepentingan terkait dapat mengendalikan inflasi tahun 2021 pada kisaran 3 persen plus 1 persen.



Dari sisi inflasi core atau inflasi inti, kata Majid, tingginya optimisme ekspektasi terhadap tingkat pendapatan mereka pada 2021 membuat tekanan terhadap kelompok ini perlu diwaspadai.



"Perbaikan tingkat konsumsi masyarakat seiring pembatasan sosial yang semakin terkendali akan mendorong tingkat harga kembali meningkat. Sementara itu, dari sisi volatile foods atau makanan yang mudah menguap, adanya isu La Nina pada awal 2021 diperkirakan sedikit mengganggu produksi bahan makanan,"tambahnya .