Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan dengan Nasdaq ditutup di rekor tertinggi

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq,stimulus AS

Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan dengan Nasdaq ditutup di rekor tertinggi

Seorang warga berjalan di pedestrian dekat NASDAQ MarketSite di New York's Times Square, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Eric Thayer/aa. (REUTERS/ERIC THAYER)

New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) saat melonjaknya infeksi virus corona baru terus menghadirkan headwind, dengan Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi karena saham-saham teknologi ternama mendapat dukungan.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 148,47 poin atau 0,49 persen menjadi ditutup di 30.069,79 poin. Indeks S&P 500 merosot 7,16 poin atau 0,19 persen, menjadi berakhir pada 3.691,96 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 55,71 poin atau 0,45 persen menjadi 12.519,95 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 mundur, dengan energi ditutup anjlok 2,44 persen, memimpin penurunan. Sektor ini menunjukkan kinerja terbaik kuartal ini, naik hampir 30 persen. Sementara sektor jasa komunikasi naik 0,61 persen, merupakan grup dengan kinerja terbaik.

Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi setelah para investor pindah ke saham-saham pertumbuhan mega-kapitalisasi ketika babak baru pembatasan COVID-19 menggarisbawahi dampak ekonomi berkelanjutan dari pandemi di Amerika Serikat.

Nasdaq yang padat teknologi maju terangkat rekor tertinggi, karena beberapa konstituen terbesarnya, termasuk Apple dan Facebook Inc, naik. Namun, penurunan nama-nama seperti Alphabet dan Microsoft membuat indeks utama tetap terkendali.

Saham-saham pertumbuhan kapitalisasi besar, yang telah berkinerja buruk dalam beberapa pekan terakhir karena investor mencari saham-saham yang kemungkinan akan mendapat manfaat dari ekonomi yang dibuka kembali, berhasil naik.

Pihak berwenang di California, negara bagian terpadat di negara itu, pada Senin (7/12/2020) memaksa sebagian besar penduduknya untuk menutup toko dan tinggal di rumah sehari setelah melaporkan rekor 30.000 lebih kasus baru virus corona.

Data ekonomi baru-baru ini yang menunjukkan ekonomi telah melambat karena stimulus fiskal sebelumnya telah mengering, telah menyoroti perlunya paket bantuan baru, dengan Jumat (11/12/2020) dipandang sebagai tenggat waktu yang mungkin ketika ukuran pendanaan untuk pemerintah berakhir.

"Ini hanya semacam permainan menunggu, kami menunggu untuk melihat apakah akan ada stimulus yang melekat pada RUU pendanaan ini," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird.

“Meskipun kami tahu vaksin akan segera datang, ini adalah periode yang aneh di mana kami menunggu persetujuan penggunaan darurat dan kemungkinan peluncuran pada akhir pekan,” kata Mayfield.

Investor terus melacak perkembangan pengesahan RUU bantuan virus corona yang telah lama ditunggu-tunggu, setelah berbulan-bulan negosiasi yang menemui jalan buntu antara Partai Republik dan Demokrat.

Kongres AS kemungkinan akan mempertimbangkan RUU pendanaan sementara satu minggu untuk memberikan lebih banyak waktu bagi anggota parlemen mencapai kesepakatan dalam pembicaraan yang bertujuan untuk memberikan bantuan COVID-19 dan RUU pengeluaran menyeluruh untuk menghindari penutupan pemerintah, kata para pembantu Demokrat pada Senin (7/12/2020).

Pembaruan vaksin yang menjanjikan dari pembuat obat besar telah meningkatkan harapan investor untuk pemulihan ekonomi tahun depan dan telah meredakan kekhawatiran atas lonjakan infeksi AS, mendorong indeks utama Wall Street ke rekor tertinggi baru-baru ini.

Wall Street mengikuti langkah yang lebih hati-hati dalam saham global di awal sesi setelah Washington memberlakukan sanksi keuangan dan larangan perjalanan pada beberapa pejabat China atas dugaan peran mereka dalam diskualifikasi Beijing terhadap legislator oposisi terpilih di Hong Kong bulan lalu.

Tetapi dengan Presiden terpilih Joe Biden akan menjabat pada 20 Januari, analis melihat stimulus baru dan peluncuran vaksin sebagai kekhawatiran yang lebih mendesak dalam waktu dekat.

Intel Corp jatuh 3,43 persen dan merupakan tekanan terbesar pada S&P 500 setelah Bloomberg News melaporkan Apple merencanakan rangkaian prosesor Mac baru untuk diperkenalkan pada awal 2021 yang bertujuan untuk mengungguli prosesor tercepat Intel.