RMP Sulteng komitmen kawal pemberdayaan ekonomi korban bencana pasca Pilkada

id pasca, pilkada, sulteng

RMP Sulteng komitmen kawal pemberdayaan ekonomi korban bencana pasca Pilkada

Dari (kiri) Sekretaris Umum RMP Sulteng, Takbir Larekeng, Ketua Umum RMP Sulteng, Mahfud Masuara (tengah) dan Devisi Hukum RMP Arief Sulaeman, dalam jumpa pers di Palu, Kamis (10/12/2020).(ANTARA/Sulapto Sali).

RMP didirikan awal tahun 2019 dengan latar belakang pendiriannya untuk membantu perekonomian masyarakat Sulteng pasca bencana 28 September 2018 dengan program utamanya pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang

Palu (ANTARA) - Relawan Merah Putih (RMP) Sulawesi Tengah (Sulteng) berkomitmen untuk mengawal pemberdayaan ekonomi warga yang menjadi korban bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018, pasca pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 di wilayah setempat. 

“RMP didirikan awal tahun 2019 dengan latar belakang pendiriannya untuk membantu perekonomian masyarakat Sulteng pasca bencana 28 September 2018 dengan program utamanya pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang,” kata Ketua Umum RMP Mahfud Masuara, dalam jumpa pers di Palu, Kamis.

Ia mengatakan seiring berjalannya waktu dengan adanya momen pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Tengah memutuskan untuk mendukung salah satu pasangan calon, karena dewan pendiri RMP yang maju sebagai kandidat yaitu Rusdy Mastura.

“Dari titik inilah kemudian RMP secara serius membangun struktur pemenangan fokus utamanya hanya di empat wilayah, tiga kabupaten dan satu kota, yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong,” jelasnya.

Ia mengatakan pilihan keempat daerah tersebut menginggat yang paling parah mengalami bencana maha dasyat 28 September 2018 lalu, sehingga menjadi perhatian penting membangun ekonomi kerakyatan.

Ia menegaskan RMP hadir bukan hanya untuk berjuang memenangkan pasangan Rusdy Mastura-Maimun Amir pada kontenstansi pemilihan Gubernur 9 Desember 2020, namun sebagai kelanjutan mengawal program pemberdayaan ekonomi kerakyatan masyarakat yang berekonomi lemah.

“Kenapa kami mengambil sikap mengintervensi kegiatan pemilihan ini, karena ketika kami memulai kegiatan pemberdayaan pasca bencana pemberian bantuan pembibitan 350 ribu bibit kopi kepada petani di Kabupaten Donggala dan bantuan mesin parut kelapa sekaligus pengiling kepada ibu-ibu untuk menghasilkan santan, upayanya berjalan tidak maksimal,” katanya.

Sehingga, kata Mahfud, dalam evaluasi pihaknya harus melakukan intervensi, karena dari kekuasaan pemerintah bisa membantu menjalankan program dampingan seperti yang pihaknya lakukan.

“Dari sana kemudian lahir RMP selain bekerja untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, kita juga memperjuangkan bagaimana Rusdy Mastura-Maimun Amir menang kontenstansi pemilihan Gubernur 9 Desember 2020,” ujarnya.

“Apa yang menjadi alat verifikasi ketika kami mengklaim dukungan kita kepada pasangan calon ini nyata tidak hanya sekedar klaim politik semata, yaitu dengan mengerahkan seluruh anggota RMP yang berjumlah kurang lebih 150 ribu lebih,” jelasnya.

Ia mengatakan dengan selesainya Pilkada serentak 2020, tidak ada lagi kelompok Cerdas maupun kelompok Hebat, yang ada adalah masyarakat Sulawesi Tengah telah bersama-sama berhasil memilih pemimpin secara damai, adil dan demokratis.

“Mari bersama membangun Sulteng yang semakin maju dan sejahtera,” tandasnya.

Diberitakan, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 02 Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir, unggul sementara di pemilihan kepala daerah di provinsi itu berdasarkan versi laman Komisi Pemilihan Umum.