Tiga pengungsi Sulbar positif COVID-19 di Makassar

id Pengungsi Sulbar, gempa Sulbar, rapid antigen, mobile PCR

Tiga pengungsi Sulbar  positif COVID-19 di Makassar

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Sulsel, Jamaluddin yang ditemui di lokasi pengungsian, UPT PPRSA Innang Matutu milik Dinas Sosial Sulsel di Jalan Tamalate Makassar, Rabu (20/1/2021). ANTARA Foto/Nur Suhra Wardyah

Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mencatat tiga pengungsi gemba bumi asal Mamuju, Sulawesi Barat terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga diisolasi.

Tiga pengungsi tersebut dinyatakan positif setelah melakukan pemeriksaan PCR pada Mobile PCR Pemprov Sulsel di lokasi pengungsian, UPT PPRSA Innang Matutu milik Dinas Sosial Sulsel di Jalan Tamalate Makassar, Rabu.

"Ada tiga orang, ada bayi berumur 11 bulan, anak-anak 11 tahun, dan seorang ibu 42 tahun," ungkap Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Sulsel Jamaluddin yang ditemui di lokasi pengungsian di Makassar, Rabu.

Bagi yang telah terkonfirmasi positif, langsung dirujuk ke Hotel Swiss Bell Makassar atau Duta Wisata COVID-19 untuk melakukan isolasi dan mendapat pelayanan secara optimal. Ketiga pengungsi tersebut diketahui tidak memiliki riwayat komorbid.

Ia menyampaikan pemeriksaan PCR sejak Rabu pagi dengan empat kali gelombang, yang masing-masing berjumlah 16 orang sehingga total pemeriksaan 64 orang.

Jumlah terkonfirmasi positif, kata dia, bisa saja bertambah sebab pemeriksaan spesimen baru dilakukan pada tiga gelombang atau 42 orang, sedangkan 16 spesimen lainnya masih menunggu hasil.

Ia mengatakan mereka yang terkonfirmasi positif ini bisa dikategorikan dalam masa penyembuhan atau pemulihan, sebab memiliki CT value lebih dari 30.

"Jika ukuran CT valuenya di bawah 40 maka telah dinyatakan COVID-19. Anak bayi yang positif itu CT-nya di angka 35, hampir sama dengan ibu berusia 42 tahun itu," kata dia.

Para pengungsi yang telah melalui pemeriksaan PCR tersebut telah tiba di Makassar sejak dua hari lalu (18/1) dibekali surat keterangan tes cepat antigen.

Hanya saja, karena tes cepat antigen dinilai hanya memiliki sensitivitas 92 persen, maka langkah PCR kepada para pengungsi tetap dilakukan. Rencananya, pemeriksaan PCR juga akan dilaksanakan di Asrama Haji Sudiang, sebagai salah satu tempat pengungsian yang disiapkan Dinas Sosial Kota Makassar.