KKP ungkap perikanan budidaya penopang ketahanan pangan saat pandemi

id perikanan budi daya,menteri kelautan dan perikanan,menteri trenggono

KKP ungkap perikanan budidaya penopang ketahanan pangan saat pandemi

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. ANTARA/HO-KKP

Perikanan budi daya diyakini mampu menghasilkan perputaran ekonomi yang luar biasa, baik untuk kebutuhan pangan maupun nilai ekonominya serta menciptakan peluang lapangan kerja
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan perikanan budi daya merupakan penopang ketahanan pangan sehingga perlu digerakkan sebagai aspek pembangunan ekonomi daerah saat pandemi.

"Perikanan budi daya diyakini mampu menghasilkan perputaran ekonomi yang luar biasa, baik untuk kebutuhan pangan maupun nilai ekonominya serta menciptakan peluang lapangan kerja," kata Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.

Selain itu, ujar dia, perikanan budi daya adalah untuk kelestarian dan kesinambungan generasi berikut.

Untuk itu, lanjutnya, bila tidak dibudidayakan maka akan habis sumber daya perikanan sehingga perlu betul-betul digerakkan baik di laut maupun di darat.

"Perikanan budi daya adalah masa depan sektor perikanan kita. Maka dari itu harus kita kembangkan. Mulai dari pembenihan hingga pembesaran, serta pakan. Dan saya berharap pakan ini bisa dikembangkan antara pemerintah daerah dengan perguruan tinggi untuk mendapatkan pakan yang lebih baik," ujar Menteri KP Trenggono.

Menteri Trenggono mengajak seluruh masyarakat khususnya pembudidaya agar berbudidaya ikan secara mandiri dan berkelanjutan.

Mandiri, lanjutnya, dalam hal pembudidaya mampu memproduksi benih, dan pakan sendiri, sehingga produktivitas perikanan nasional khususnya perikanan budi daya terus meningkat meski menghadapi kondisi apa pun produksi tidak akan pernah terganggu.

"Kita tahu pandemi COVID-19 menerjang di semua sektor. Sementara, produksi perikanan budi daya sangat dibutuhkan baik untuk ketahanan pangan maupun untuk pembangunan ekonomi daerah serta nasional," katanya.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyampaikan beberapa upaya strategis guna menggenjot produktivitas dan nilai tambah ikan air tawar di Indonesia antara lain pengembangan sistem perbenihan yang fokus pada produksi varian komoditas unggul yang potensial.

Kemudian pengembangan sistem produksi yang fokus pada penciptaan efisiensi produksi, pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan yang fokus pada upaya pencegahan dan penanggulangan hama penyakit, penguatan kapasitas SDM di sentral produksi, serta mendorong pengembangan sistem bisnis terintegrasi (integrated aquaculture business) di sentral produksi untuk menjamin efisiensi dan pemasaran.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bahwa pihaknya akan total mengerahkan segenap upaya untuk mengembangkan budi daya lobster domestik sambil menjaga keberlangsungan biota laut tersebut.

"Budidaya akan kita kembangkan terus dan menjadi tanggung jawab Ditjen Perikanan Budidaya, khususnya untuk lobster saya akan all-out bahwa ini harus dikembangkan di dalam negeri," katanya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Lobster Indonesia (GPLI) Gunawan menyampaikan, bahwa Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi negara pengekspor lobster terbesar di dunia.