Warga terdampak gempa Sulbar diminta tanam pohon cegah longsor

id Sulteng,Sulbar,Majene,Mamuju,Sandi

Warga terdampak gempa Sulbar  diminta tanam pohon cegah longsor

Puluhan alat berat pemerintah tampak bersiaga disejumlah titik jalur trans Sulawesi antara kabupaten Mamuju dan Majene dan terus bekerja membersihkan longsor bebatuan yang terus terjadi, (20/01/2021) ANTARA/M Faisal Hanapi

Mamuju (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pemerintah daerah dan warga terdampak gempa Sulawesi Barat (Sulbar) beserta para relawan agar menanam pepohonan di daerah-daerah rawan longsor untuk mencegah longsor terulang kembali.



Kepala BNPB Doni Monardo mengungkapkan saat meninjau desa terdampak gempa disertai longsor maupun berpotensi besar longsor di Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, yang menemukan wilayah yang dilanda longsor umumnya tidak ditanami pepohonan utamanya pepohonan yang memiliki akar banyak, panjang, besar dan kuat.



"Seperti pohon aren dan sukun. Saya mendapati ada wilayah yang lahannya ditanami pohon arena dan sukun, saat dilanda hujan tidak longsor. Pohon aren dan sukun akarnya kuat dan panjang," katanya di Mamuju, Kamis.



Doni menyatakan permintaan itu semata-mata demi melindungi masyarakat dari potensi longsor yang sewaktu-waktu dapat terjadi sehingga masyarakat tetap dapat tinggal dan hidup lebih lama di wilayah-wilayah tersebut.



"Saya ajak masyarakat khususnya relawan dan pemerintah daerah agar mau menanam pepohonan karena itu bisa membantu menyelamatkan mereka yang berada di sana," ujarnya.



Berdasarkan data BNPB hingga Kamis (21/1) pukul 08.00 WIB tercatat korban meninggal akibat bencana gempa bumi magnitudo 6,2 di Sulbar bertambah menjadi 91 jiwa.



"Korban meninggal 91 jiwa, hilang tiga orang, luka berat 253 orang, luka ringan 679 orang, dan luka sedang 240 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.



Sementara itu, warga yang mengungsi berjumlah 9.910 jiwa, yang tersebar di beberapa titik pengungsian, dengan rincian di Kabupaten Mamuju teridentifikasi sementara lima titik pengungsian, seperti di Jalu dua titik, Stadion Mamuju, Gerbang Kota Mamuju, Tapalang, dan Kantor Bupati.



Sedangkan di Kabupaten Majene, dua titik teridentifikasi, yaitu di SPN Malunda dan Desa Sulet Malunda.