Strategi Pemprov Sulteng antisipasi penimbunan dan gejolak harga bahan pokok

id kebutuhan poko, sulteng, satgas, pangan

Strategi Pemprov Sulteng antisipasi penimbunan dan gejolak harga bahan pokok

Harga daging sapi segar di Palu tetap stabil Rp110.000/kg. (Foto Antara/Anas Masa)

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah selama masa pandemi COVID-19 pada 2020 hingga kini memberikan perhatian besar terhadap distribusi maupun ketersediaan barang/bahan kebutuhan pokok masyarakat di daerah itu.

Keseriusan itu ditunjukkan pemerintah daerah dengan memaksimalkan peran pihak-pihak yang terkait langsung dengan masalah kebutuhan pokok masyarakat.

Dinas berwenang seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dari tingkat provinsi sampai kabupaten/kota di Sulteng langsung bergerak cepat sejak wabah virus corona melanda Indonesia.

Pemerintah Provinsi Sulteng, meminta semua pihak yang ada kaitannya langsung dengan kebutuhan pokok untuk bersama-sama saling koordinasi satu-sama lainnya bagaimana mengamankan ketersediaan komoditi-komoditi trategis dan lainnya agar masyarakat tidak sampai kesulitan mendapatkan kebutuhan sehari-hari selama masa pandemi COVID-19.

Selain itu, Gubernur Longki Djanggola juga meminta satgas pangan bersama tim pengendali inflansi daerah (TPID) dan sejumlah instansi terkait di seluruh wilayah yakni kabupaten dan kota di Provinsi Sulteng untuk memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan stabilitas harga agar tetap terkendali di tingkat pengecer.

Terutama komoditi-komoditi strategis seperti minyak goreng, tepung terigu,mantega,susu,gula pasir dan lainnya yang selama ini didatangkan dari luar daerah.

Komoditi tersebut rawan bergerak naik, saat stok di tingkat distributor maupun pengecer sampai berkurang, sementara di satu sisi kebutuhan masyarakat cenderung terus mengalami peningkatan.

Apalagi di masa pandemi COVID-19 dan bencana alam, banyak sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. Otomatis, jika stok kurang, maka dapat memicu kenaikan harga di tingkat pengecer.

Pedagang dapat memanfaatkannya untuk melalukan spekulasi dengan menaikkan harga atau menimbun stok.

Makanya, sebelum hal itu terjadi, maka Gubernur Sulteng, Longki Djanggola meminta tim TPID, satgas pangan maupun dinas terkait dan beberapa BUMN yang selama ini berkecimpung dalam penjaga stabilitas harga pangan di daerah meningkatkan pengawasan terhadap distribusi maupun ketersediaan stok dan harga kebutuhan pokok.

Perhatian
Seperti yang disampaikan Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Sulteng, Bunga Elim Somba, bahwa pemerintah mulai tingkat provinsi sampai kabupaten/kota di daerah ini sangat perhatian dengan masalah kebutuhan pokok masyarakat.

Dia mengatakan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di Sulteng selama ini memberikan perhatian serius terhadap persediaan kebutuhan pokok dan lainnya.

Guna menjaga kemungkinan adanya oknum distributor maupun pedagang yang melakukan tindakan tak terpuji seperti menimbun barang/bahan kebutuhan pokok atau menaikkan harga sepihak yang dapat merugikan masyarakat, maka secara rutin, tim TPID bersama Satgas Pangan Polda Sulteng melaksanakan sidak (inspeksi mendadak) di pasar-pasar tradisional, modern dan juga gudang-gudang milik para pengusaha sebagai langka antisipasi terjadinya penimbunan stok barang.

Begitu halnya dengan Disperindag sesekali bersama satgas pangan turun lapangan memastikan ketersediaan stok kebutuhan pokok dan menjaga stabilitas harga di tingkat pengecer.

"Kegiatan-kegiatan itu rutin dilakukan sebagai bentuk perhatian dan keseriusan pemerintah untuk mengamankan ketersediaan maupun harga kebutuhan pokok di pasaran," kata Elim Somba.

Begitu pula, kata dia, ketika menghadapi hari-hari besar keagamaan maupun nasional lainnya, Disperindag bersama TPID,Bulog Sulteng, PT Pertamina, Dinas Perternakan,Pertanian, PT Perusahaan Perdagangan Indionesia, Dinas Perikanan dan Kelautan serta para distributor rutin melaksanakan kegiatan pasar murah.

Selain itu, Perum Bulog Sulteng juga langsung melakukan operasi pasar (OP) saat ada kebutuhan pokok, seperti minyak goreng,beras dan gula pasir mengalami kenaikan.

Bulog, kata dia, segera turun lapangan dan menjual berbagai kebutuhan pangan dengan harga relatif murah untuk menekan gejolak harga di tingkat pengecer.

Yang jelas, lanjut Elim, untuk pengawasan distribusi dan penjualan barang/bahan kebutuhan pokok dan lainnya tetap mendapat perhatian pemerintah daerah.

Pemerintah tidak akan membiarkan sampai kekurangan stok bahan kebutuhan pokok."Pemerintah jamin stok kebutuhan pokok cukup memadai dan harganyapun tetap terkendali," ujarnya.
Satuan Tugas (Satgas) pangan Sulawesi Tengah mengawasi ketat pergerakan harga bahan kebutuhan pokok dan lainnya di pasaran setempat.

Lakukan pengawasan
Sementara Kasubdit Tindak Pidana Bidang Industri Perdagangan dan Asuransi Polda Sulteng Kompol Dr Martua RTI Silitonga di Palu, menegaskan Satgas pangan tetap gencar melakukan pengawasan terhadap barang/bahan kebutuhan pokok, termasuk gas elpiji subsidi 3 kg yang diperuntukkan bagi masyarakat kecil.

"Kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang tergabung dalam tim pengendali inflansi daerah (TPID) untuk bersama-sama mengamankan stok dan harga bahan kebutuhan pokok di pasaran," katanya.

Satgas pangan Sulteng secara rutin maupun berkala turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan stok maupun harga. Ada beberapa kebutuhan pokok dan strategis yang mendapat pengawasan ketat dari satgas pangan.

Komoditi tersebut meliputi beras, minyak goreng, gula pasir dan daging beku.

Khusus untuk komoditi pangan dimaksud, pemerintah pusat telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET). Misalkan untuk gula pasir HET ditetapkan pemerintah sebesar Rp12.500/kg.

Itu, kata dia, harga yang berlaku di tingkat pengecer sehingga tidak boleh dijual melebihinya.

stok aman
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng Richard Armando Djanggola menjamin stok kebutuhan pokok masyarakat di pasaran saat ini mencukupi kebutuhan.

Misalkan di gudang Bulog Sulteng saat ini tersedia beras sebanyak 15.000 ton, minyak 50.000 liter, daging sapi beku dan tepung terigu 13.000kg. Begitu halnya yang ada di gudang distributor, jumlahnya masih cukup banyak, kata dia tanpa merinci.

Soal harga, menurutnya pada umumnya stabil dan terkendali, seperti beras medium masih dibawah HET berkisar Rp9.000an/kg dan beras premium paling tinggi Rp12.000/kg. Minyak goreng Rp13.000/kg,tepung terigu Rp10.000/kg, daging sapi segar Rp110.000/kg dan gula pasir Rp12.500/kg.

Pihaknya, terus melakukan pemantauan perkembangan harga maupun kondisi stok kebutuhan pokok yang ada di tingkat pengecer.

Masyarakat tidak perlu khawatir, sebab pemerintah daerah tetap mengawasi baik persediaan maupun harga di pasaran dengan meminta distributor untuk menjaga pasokan barang/bahan kebutuhan pokok dan lainnya agar berjalan lancar.

Sejumlah pedagang di Pasar Masomba Palu, salah satu pusat perbelanjaan tradisional terbesar di Ibu Kota Provinsi Sulteng membenarkan stok barang/bahan pokok di kuasai pengecer cukup memadai.

Selama ini, kata Nunung, salah seorang pedagang barang campuran dan sembako di kawasan itu, suplai dari distributor cukup lancar.

Menurut dia, selama stok cukup dan tidak ada kenaikan harga di tingkat distributor, pedagang juga enggan menaikan sepihak, sebab sanksinya cukup berat jika terbukti.

Hal senada juga disampaikan Ny Sri, salah seorang pedagang daging ayam di kawasan tersebut. Ia mengatakan stok cukup banyak dan permintaan meningkat.

Harga daging ayam tidak mengalami kenaikan tetap bertahan pada tingkat Rp60.000/ekor untuk ayam ras.

Daging ayam yang dijual di pasaran saat ini selain dari produksi lokal juga sebagian didatangkan pedagang dari Sulawesi Barat (Sulbar).

Meski di daerah itu terjadi bencana alam gempa bumi 6,2 mag beberapa waktu lalu, tetapi tidak mengganggu pasokan ayam potong ke Palu tetap berjalan lancar.

Selain ayam, juga komoditi lain seperti beras sebagian dipasok dari Sulsel dan Sulbar yang merupakan daerah lumbung beras terbesar di Pulau Sulawesi itu.