Politeknik KP Bitung Kembangkan Transplantasi Terumbu Karang

id terumbu, karang

Politeknik KP Bitung Kembangkan Transplantasi Terumbu Karang

Ilustrasi-Transplantasi Terubu Karang (antaranews)

Karena itu kondisi terumbu karang yang mengalami kerusakan akan berpengaruh terhadap proses penyediaan oksigen dan karbon dioksida tersebut
Manado,  (antarasulteng.com) - Politeknik Kelautan Perikanan Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara mengembangkan transplantasi terumbu karang untuk merehabilitasi kawasan perairan yang rusak akibat berbagai aktivitas.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM-KP) Suseno Sukoyono, di Bitung, Jumat mengatakan, terumbu karang yang ditransplantasi oleh politeknik kelautan dan perikanan di bawah naungan BPSDM-KP dapat berfungsi untuk memerbaiki kondisi terumbu karang rusak.

Suseno mengatakan terumbu karang bukan hanya bermanfaat untuk penyediaan nutrisi atau makanan bagi ekosistem laut, tetapi juga memberi peran bagi penyediaan oksigen ataupun karbon dioksida yang penting bagi manusia.

"Karena itu  kondisi terumbu karang yang mengalami kerusakan akan berpengaruh terhadap proses penyediaan oksigen dan karbon dioksida tersebut," katanya.

Dalam kunjungan kerja Suseno di Kota Bitung melihat langsung bengkel latih kapal perikanan, di mana di lokasi tersebut sementara dibangun dua unit kapal penangkap ikan oleh beberapa taruna.

Bengkel latih kapal perikanan ini, menurut dia, merupakan salah satu fasilitas praktek taruna untuk mata kuliah bangunan kapal perikanan, stabilitas kapal, pengetahuan bahan, teknologi mekanik, instalasi tenaga kapal, serta instalasi listrik perkapalan.

Pendidikan vokasi kelautan dan perikanan seperti ini kata dia, telah menerapkan sistem pendidikan dengan pendekatan "teaching factory" pada satuan-satuan pendidikan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pendidikan vokasi menurut dia bercirikan porsi pembelajaran praktek sebesar 60 persen, dan 40 persen berbasis teori bagi tingkat pendidikan tinggi, sementara untuk menengah sistem pembelajaran 70 persen praktik dan 30 persen teori.

"Pendekatan teaching factory merupakan penyelenggaran pembelajaran sesuai dengan produksi yang sebenarnya dan sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri," ujarnya.(skd)