Pedagang Luar "Gempur" Penggilingan Di Sulteng

id padi

Pedagang Luar "Gempur" Penggilingan Di Sulteng

Petani menjemur padi (antaranews)

Itulah yang menyulitkan para mitra Bulog membeli beras petani
Palu,  (antarasulteng.com) - Para pedagang dari luar daerah saat ini mulai "menggempur" penggilingan padi di Sulawesi Tengah untuk membeli beras.

"Itulah yang menyulitkan para mitra Bulog membeli beras petani," kata Kepala Perum Bulog Sulteng, Mar`uf di Palu, Kamis.

Ia mengatakan setiap musim panen raya, sentra-sentra produksi beras di Sulteng banyak didatangi pedagang luar seperti dari Manado (Sulut) dan Gorontalo.

Mereka membeli beras petani, lalu dibawa dan dijual di daerah masing-masing dengan harga cukup mahal.

Pedagang dari luar sekarang ini antre di depan pengilingan padi dengan harga pembelian dipatok berkisar Rp9.000,00-Rp9.200,00/kg.

Menurut dia, harga itu yang tertinggi selama ini.

Sebelumnya, harga beras tertinggi pembelian pedagang kepada petani Rp7.300,00/kg.

Dengan harga seperti itu, Bulog cukup sulit menyerap produksi petani karena pembelian Bulog sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) hanya Rp6.600,00/kg.

Sekarang, harga beras sudah mencapai Rp9.300,00/kg, Bulogpun dipastikan semakin sulit membeli beras petani.

Mar`uf mengatakan saat ini di Kabupaten Parigi Moutong mulai berlangsung panen. Para pedagang dari Manado dan Gorontalo sudah ada di sana untuk membeli beras.

Sementara Bulog Sulteng hingga kini belum juga membeli beras, karena HPP beras yang baru belum juga ditetapkan pemerintah.

Kalaupun HPP baru sudah ditetapkan dan hanya berada pada kisaran Rp7.250/kg, maka akan sulit bagi Bulog untuk bisa memenuhi target pembelian yang diharapkan.

"Kita tahun ini target membeli 36 ribu ton beras petani," katanya.

Kemungkinan besar target itu tidak akan terpenuhi karena harga beras di tingkat petani saat ini jauh diatas HPP. (skd)