Jakarta (antarasulteng.com)
- Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan
faktor tantangan hidup menjadi salah satu alasan siswa SMP melakukan
aksi begal di Jalan Abdul Wahab, Sawangan, Depok, Jabar.
"Saat ini, masalah dan tantangan hidup semakin kompleks," katanya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, maraknya kasus begal yang melibatkan pelajar menjadi
pertanda bahwa telah terjadi kegagalan dalam internalisasi nilai
keadaban kepada peserta didik.
"Dulu, guru bukan hanya menjadi sumber ilmu, tetapi juga menjadi sumber nilai," kata komisioner penanggung jawab bidang pendidikan itu.
Gaya hidup,
kata Susanto, semakin hari semakin berubah. Tentunya metodologi
internalisasi nilai-nilai keadaban dan keagamaan juga perlu
dikembangkan.
"Hemat saya perlu revitalisasi metode internalisasi nilai keadaban bagi orangtua, guru bahkan tokoh agama," katanya.
Dia berharap jangan sampai nilai agama sekedar sebagai pengetahuan,
tetapi belum menjadi kepribadian. Idealnya, nilai agama itu menjadi
pengetahuan sekaligus kepribadian.
Diberitakan, dua pelajar SMP yakni Apw (13) dan Ars (13) ditangkap
warga seusai gagal membegal motor seorang tukang ojek Suheri (54) di
kawasan Perumahan Telaga Golf Cluster Scotland, Depok, Kamis (12/3)
sekitar pukul 16.30 WIB.
Menurut otoritas keamanan setempat, kejadian bermula dari dua
pelajar SMP berseragam menumpang ojek Suheri. Sesampainya di Jalan Abdul Wahab, dua pelajar itu melakukan aksi begal sambil menodongkan senjata tajam.
Nahas, Suheri melakukan perlawanan sampai kabur dan melaporkan aksi
begal kepada satpam sekitar perumahan dan warga. Setelah itu, dua
pembegal yang masih SMP itu dihajar massa dan kasus kini ditangani
Mapolsek Sawangan. (skd)
KPAI : Tantangan Hidup Picu Siswa Jadi Begal
Saat ini, masalah dan tantangan hidup semakin kompleks