Jakarta (antarasulteng.com) - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia
Sulistyo mengungkapkan Indonesia selama ini mengalami darurat guru SD
karena banyaknya "titipan" calon pegawai negeri sipil di daerah sehingga
menyebabkan guru honorer menumpuk, katanya di Jakarta, Kamis.
"Kami melaporkan kepada Wapres Jusuf Kalla bahwa saat ini terjadi
kekurangan guru yang sangat besar di Indonesia, terutama guru sekolah
dasar," kata Sulistyo di Kantor Wakil Presiden.
Hingga saat ini, PGRI mencatat sedikitnya sekolah dasar kekurangan
400 ribu orang guru berstatus PNS yang tersebar merata di seluruh
wilayah Tanah Air, dan angka tersebut terus bertambah setiap tahunnya.
Menurut Sulistyo, darurat guru itu terjadi karena Pemerintah tidak
memiliki data akurat mengenai jumlah guru yang ada di Tanah Air.
Selama ini, pemerintah menyatakan jumlah guru berstatus PNS sudah mencukupi sehingga perlu dilakukan moratorium.
Namun, data tersebut ternyata salah menurut catatan PGRI karena ikut
menyertakan pegawai guru honorer dalam daftar ketersediaan guru.
"Ini serius kami sampaikan bahwa Pemerintah menggunakan data
menyesatkan yang menyebut bahwa guru itu jumlahnya berlebihan di
Indonesia. Itu sungguh-sungguh salah," katanya.
Sulistyo menuturkan data yang selama ini digunakan Pemerintah adalah
termasuk jumlah guru honorer yang belum berstatus PNS, sehingga
seolah-olah kebutuhan guru di dalam negeri sudah lebih dari cukup.
"Padahal, merekalah (guru honorer) yang sekarang mengisi kekurangan
guru itu. Sehingga seolah-olah kebutuhan guru di Indonesia sudah cukup,
padahal mereka itu status kepegawaiannya saja tidak jelas, honornya juga
tidak manusiawi," katanya.
Seharusnya, guru-guru honorer yang didahulukan untuk diseleksi
menjadi CPNS, kata Sulistyo. Namun dia menemukan bahwa "permainan" data
ternyata selama ini terjadi di tingkat kabupaten-kota.
"Pemerintah sebenarnya tidak punya data pegawai guru Kategori 1 dan
Kategori 2. Setelah kami minta MenPANRB untuk memprosesnya, baru
kemudian BKD melakukan pendataan. Di situlah data-data siluman banyak
dimasukkan. Motif siluman itu ya untuk meng-gol-kan orang-orang yang
dekat dengan pusat kekuasaan untuk diterima menjadi PNS," ungkapnya.
Dampak dari kekurangan guru tersebut adalah menurunnya kualitas
pendidikan karena tidak ada pendidikan yang baik tanpa guru baik.
"Guru yang baik itu bisa dilihat dari jumlah ketercukupannya di sekolah-sekolah," ujarnya.(skd)
PGRI: Indonesia Darurat Guru Karena CPNS "Titipan"
Ini serius kami sampaikan bahwa Pemerintah menggunakan data menyesatkan yang menyebut bahwa guru itu jumlahnya berlebihan di Indonesia. Itu sungguh-sungguh salah