Produksi padi di Sulteng selama 2020 alami penurunan akibat banjir

id Sulteng,Sulbar,Sandi,BPS,BPS Sulteng

Produksi padi di Sulteng selama 2020 alami penurunan akibat banjir

Petani mengarungkan padi yang baru saja dipanen di Desa Sunju, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (20/1/2021). Sejumlah petani di wilayah itu mengaku mengalami penurunan hasil panen disebabkan tingginya curah hujan dan angin kencang menjelang panen yang mengakibatkan banyak bulir padi yang rontok. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj.

Jika dilihat menurut kabupaten dan kota, kenaikan produksi padi yang relatif besar pada tahun 2020 terjadi di Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala

Palu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) selama 2020 mengalami penurunan.

Kepala BPS Sulteng Dumangar Hutauruk mengatakan produksi padi di Sulteng sepanjang 2020 sekitar 792,25 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami penurunan sekitar 52,65 ribu ton GKG atau 6,23 persen dibandingkan tahun 2019 yang sebanyak 844,90 ribu ton GKG,"katanya di Kota Palu, Selasa.

Produksi padi tertinggi pada tahun 2020, lanjutnya, terjadi pada bulan Oktober yaitu sebanyak 116,38 ribu ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 21,84 ribu ton.

"Jika dilihat menurut kabupaten dan kota, kenaikan produksi padi yang relatif besar pada tahun 2020 terjadi di Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Buol," ujarnya.

Dumangar menerangkan tiga kabupaten atau kota dengan total produksi padi GKG tertinggi pada tahun 2020 adalah Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Poso. Sementara itu, tiga kabupate ataukota dengan produksi padi terendah adalah Kabupaten Banggai Laut, Kota Palu, dan Kabupaten Banggai Kepulauan.

"Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2020 setara dengan 465,24 ribu ton beras atau mengalami penurunan sebanyak 30,92 ribu ton atau 6,23 persen dibandingkan tahun 2019 yang sebanyak 496,16 ribu ton," jelasnya.

Ia menyatakan turunnya produksi padi di Sulteng sepanjang 2020 disebabkan oleh banjir yang merendam areal persawahan utamanya di daerah-daerah yang menjadi lumbung padi di Sulteng seperti di Kabupaten Parigi Moutong, Sigi dan Banggai sehingga berakibat gagal panen.

"Kita tahu sepanjang tahun 2020 curah hujan di Sulteng cukup tinggi dibandingkan tahun 2019 sehingga mengakibatkan banjir. Selain itu penggunaan pestisida pada tanaman padi seperti yang terjadi di sejumlah areal persawahan di Kabupaten Parigi Moutong juga menyebabkan gagal panen," tambahnya.

Selain itu Dumangar mengatakan pada 2020 areal persawahan yang dapat dipanen juga berkurang.

Luas panen padi pada 2020 sebesar 178,07 ribu hektare, mengalami penurunan 8,03 ribu hektare atau 4,32 persen dibandingkan tahun 2019 yang seluas 186,10 ribu hektare.