Jakarta (ANTARA) - Stunting atau kondisi kurang gizi kronis yang ditandai tinggi badan tidak normal pada anak bisa dicegah sejak masa kehamilan dengan melakukan deteksi stunting melalui pemeriksaan USG secara rutin.
Dokter spesialis gizi klinik lulusan Universitas Indonesia yang kini berpraktik di RSIA Bina Medika Bintaro, Amalia Primahastuti dalam siaran persnya, Selasa mengatakan pemeriksaan rutin bisa membantu mengetahui apakah pertumbuhan janin sudah sesuai dengan usia.
Kemudian, demi menghindari terjadinya pertumbuhan janin yang terhambat maka ibu hamil tidak boleh berada dalam kondisi kekurangan gizi dan terhindar dari infeksi selama hamil agar tidak terjadi kelahiran prematur.
Amalia menuturkan, agar ibu hamil tidak kekurangan gizi, mereka perlu mengonsumsi makanan bergizi seimbang yakni makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak dan mikro yakni vitamin dan mineral, serta suplemen yang dibutuhkan selama hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin.
Setelah bayi lahir, deteksi dini dapat dilakukan dengan secara rutin mengukur berat dan panjang atau tinggi badan setiap bulannya pada usia 0 – 12 bulan dan setiap 3 bulan pada usia 1 – 3 tahun.
Untuk nutrisi anak, dia menyarankan bayi di bawah usia 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif karena ada banyak manfaat ASI eksklusif yang bisa didapatkan sebagai asupan nutrisi pada bayi dilanjutkan dengan pemberian MPASI saat anak berusia 6 bulan.
Dia juga menekankan imunisasi sesuai jadwal, stimulasi, dan menjaga kebersihan mencakup menggunakan air bersih saat MCK, saat makan dan minum serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, sebagai cara lainnya untuk mencegah anak stunting.
"Kebersihan sangat penting bagi ibu hamil dan menyusui, terlebih saat pandemi karena berisiko terkena penyakit infeksi termasuk virus COVID-19. Pada masa pandemi juga kemungkinan semakin banyak anak yang berisiko mengalami stunting karena terbatasnya akses makanan dan layanan kesehatan," kata Amalia.
Kemudian, apabila anak terlanjur stunting, dia menyarankan orang tua membawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi. Pada stunting fase awal, terapi dikatakan mampu membuat tinggi anak ke arah normal.
Lebih lanjut, secara umum terapi pada anak stunting mencakup pemberian makanan bergizi seimbang dengan kalori yang adekuat dan suplementasi gizi mikro.
Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah menjalankan berbagai program untuk meningkatkan asupan makan melalui Program Makanan Tambahan (PMT) dan suplementasi seperti kapsul vitamin A, multivitamin), dan zinc (zat besi).
Berita Terkait
Pemkab Sigi tingkatkan kualitas pelayanan kesehatan turunkan stunting di kabupaten itu
Selasa, 2 April 2024 12:19 Wib
BRIDA Sulteng salurkan bantuan penurunan stunting di Desa Tuva
Selasa, 26 Maret 2024 8:59 Wib
Brida Sulteng salurkan bantuan tahap tiga penanganan stunting di Kabupaten Sigi
Rabu, 13 Maret 2024 18:12 Wib
LP2M UIN Datokarama dan BRIDA Sulteng bahas strategi entaskan kemiskinan
Minggu, 10 Maret 2024 6:01 Wib
Pemkab Sigi prioritaskan pelayanan kesehatan ke masyarakat terpencil
Jumat, 8 Maret 2024 9:55 Wib
BKKBN berupaya tekan angka melahirkan muda cegah stunting
Rabu, 6 Maret 2024 15:53 Wib
Menteri Kesehatan: Pelayanan kesehatan primer perlu fokuskan upaya-upaya promotif
Kamis, 29 Februari 2024 11:17 Wib
Pemprov Sulteng salurkan bantuan makanan tekan stunting di Kabupaten Sigi
Minggu, 25 Februari 2024 10:54 Wib