DP3A Sulteng bentuk balai belajar untuk asah kapasitas perempuan

id dp3a sulteng,dp3a,irmawati sahi,perempuan desa,balai belajar kampung

DP3A Sulteng  bentuk balai belajar untuk asah kapasitas perempuan

DP3A Provinsi Sulteng meluncurkan balai belajar kampung di Desa Marowo, Kabupaten Tojo Una-una, Sabtu. (ANTARA/HO-Dok DP3A Sulteng)

Palu (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah membentuk balai belajar kampung di Desa Marawo Kabupaten Tojo Una-una untuk mengasah kapasitas perempuan dalam pembangunan desa.

"Balai belajar kampung di tingkat desa menjadi wadah pembelajaran untuk menguatkan kapasitas dan pemahaman perempuan terhadap konsep dasar gender," ucap Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan dan Keluarga pada DP3A Provinsi Sulteng Irmawati Sahi di Palu, Sabtu.

Kata Irmawati, balai belajar kampung juga menjadi wadah untuk penguatan hak asasi manusia, kesehatan reproduksi, kebhinekaan, demokrasi dan tata pemerintahan yang baik serta kepemimpinan perempuan di desa.

Hal ini dalam rangka mendorong perencanaan dan penganggaran atas pelaksanaan pembangunan di tingkat desa yang responsive gender, kata Irma.

Pembentukan balai belajar kampung itu dilatarbelakangi oleh tiga faktor. Pertama, dari sisi karakter desa. Dimana perempuan warga desa merupakan potensi yang selayaknya tidak hanya diandalkan sebagai sandaran potensi reproduksi biologis dalam hal melahirkan dan membesarkan anak.

Melainkan, sebut Irma perempuan desa juga perlu didorong untuk memenuhi potensi reproduksi sosiologis dan politik dalam hal mengakses peran dan fungsi kepemimpinan di tingkat lokal atas dasar keadilan dan kesetaraan.

Kedua, adanya kendala kultural yang menghambat partisipasi perempuan dalam politik di tingkat desa. Kultural yang umumnya menempatkan perempuan sebagai pemikul peran dan beban kerja domestik yang mempersulit perempuan untuk berkiprah di luar rumah tanpa seizin keluarganya.

"Kendala kultural di atas boleh jadi memiliki pola yang berbeda di tiap-tiap desa dan kerumitan yang beragam pula pada berbagai bentuk partisipasi warga," ucapnya.

Ketiga, masalah kesejahteraan perempuan desa. Angka kematian ibu dan anak (AKI) di tingkat desa, akses terhadap pendidikan yang murah dan berkualitas yang belum terpenuhi, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan akses terhadap air bersih merupakan segelintir contoh indikator kesejahteraan yang sesungguhnya sangat dekat dengan perempuan.

"Mendorong kepemimpinan perempuan menjadi bagian integral dari upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan warga karena persoalan keseharian yang menjadi indikator kesejahteraan sangat dekat dengan kepentingan perempuan," ujarnya.
 
DP3A Provinsi Sulteng meluncurkan balai belajar kampung di Desa Marowo, Kabupaten Tojo Una-una, Sabtu. (ANTARA/HO-Dok DP3A Sulteng)