DP3A Sulteng tingkatkan kapasitas pokja maksimalkan perlindungan perempuan dan anak

id pokja p3aks,dp3a provinsi sulteng,pemprov sulteng,ihsan basir,perempuan dan anak

DP3A Sulteng tingkatkan kapasitas pokja maksimalkan perlindungan perempuan dan anak

Peserta workshop berdiskusi dalam workshop peningkatan kapasitas untuk implementasi Pokja RAN P3AKS, di Palu, Kamis. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Rencana aksi nasional perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak dalam konflik sosial (RAN P3AKS) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana untuk melindungi dan memberdayakan perempuan dan anak dalam konflik sos
Palu (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah meningkatkan kapasitas kelompok kerja (Pokja) untuk memaksimalkan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional (RAN) Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dalam Konflik Sosial (P3AKS) 2021-2025.

"Rencana aksi nasional perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak dalam konflik sosial (RAN P3AKS) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana untuk melindungi dan memberdayakan perempuan dan anak dalam konflik sosial, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan penanganan konflik sosial," kata Kepala DP3A Provinsi Sulteng Ihsan Basir, di Palu, Kamis.

Peningkatan kapasitas Pokja RAN-P3AKS dilakukan melalui workshop peningkatan kapasitas untuk implementasi yang menggandeng Kementerian PPPA, Lingkar Belajar Untuk (Libu) Perempuan Sulteng dan Jaringan Aksi Muslim Asia.

"Workshop ini memiliki makna sangat penting, terutama dalam menindaklanjuti RAN-P3AKS di Provinsi Sulawesi Tengah yang akan diturunkan dalam bentuk rencana aksi daerah perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak dalam konflik sosial," kata Ihsan Basir.

Menurutnya untuk memaksimalkan RAN-P3AKS, maka diperlukan penajaman dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) P3AKS terutama isu-isu kunci/kritis, pola koordinasi kelembagaan, dan monitoring evaluasi. 

Baca juga: KPPPA berharap Pokja P3AKS maksimalkan peran pencegahan konflik sosial
Baca juga: DP3A Sulteng: Hari perempuan bangun kebersamaan saling menguatkan
Baca juga: DP3A Sulteng bentuk balai belajar untuk asah kapasitas perempuan


"Beberapa isu kunci yang juga perlu inklud dalam RAD P3AKS antara lain konflik sumber daya alam, ektremisme berkekerasan/terorisme, dan konteks pandemi dan bencana," kata Ihsan.  

Selajutnya, sebut Ihsan upaya-upaya dalam RAD P3AKS perlu diarahkan juga untuk memberikan ruang partisipasi bagi perempuan dan anak. 

Perempuan memiliki potensi dan peran dalam mencapai kemandirian termasuk pemberdayaan ekonominya serta dapat berpartisipasi dalam membangun perdamaian melalui kegiatan pelatihan tentang kemampuan melakukan negosiasi, mediasi, advokasi, dan kampanye penghentian konflik.

Selain itu melakukan investigasi dan pengumpulan data korban konflik, memfasilitasi evakuasi masyarakat dan korban konflik, melakukan pendampingan dan memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak, serta pelibatan dalam pengambilan keputusan untuk melindungi perempuan dan anak dalam konflik. 

Sementara partisipasi anak, menurut dia, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada anak sejak dini agar dapat hidup damai, tidak bertengkar, tenggang rasa, toleransi sesama teman, selalu bermusyawarah dalam penyelesaian masalah, cinta tanah air, dengan harapan nantinya anak akan menjadi generasi penerus yang cinta damai dan tidak suka berkonflik.
Peserta workshop berdiskusi dalam workshop peningkatan kapasitas untuk implementasi Pokja RAN P3AKS, di Palu, Kamis. (ANTARA/Muhammad Hajiji)