Puasa Dan Lebaran Diperkirakan Picu Inflasi Palu

id puasa

Puasa Dan Lebaran Diperkirakan Picu Inflasi Palu

Ilustrasi--Suasana Pasar Ramadhan (ANTARANews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri pada pertengahan 2015 diperkirakan akan memicu inflasi Kota Palu pada triwulan II-2015 pada kisaran 5,3 persen hingga 6,37 persen secara tahunan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah Purjoko di Palu, Rabu, mengatakan kisaran inflasi itu lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi inflasi pada triwulan I-2015 yang tercatat sebesar 5,28 persen. 

Sesuai kajian ekonomi dan keuangan regional yang dilakukan Bank Indonesia, hal tersebut disebabkan adanya tekanan yang bersifat "seasonal" yakni meningkatnya permintaan menjelang Idul Fitri pada Juli 2105. 

Selain itu, prediksi peningkatan harga minyak dunia juga dapat menjadi faktor pendorong kenaikan harga bahan bakar minyak sehingga memicu tekanan inflasi pada kelompok tertentu.

Sementara itu, lanjutnya, pada sisi penawaran, tekanan inflasi diperkirakan relatif terjaga. Terjaganya pasokan komoditas beras melalui pengadaan Bulog dan adanya panen raya pada triwulan II tahun 2015 akan menjaga tekanan inflasi dari sisi penawaran. 

Sedangkan pada sisin permintaan, tekanan inflasi diperkirakan mengalami kecenderungan untuk meningkat. 

Purjoko mengatakan permintaan kebutuhan barang konsumsi diperkirakan akan mengalami peningkatan pada saat menjelang lebaran. 

Demikian pula dengan komoditas tertentu yang identik dengan bulan Ramadhan seperti kue basah, serta berbagai komoditas bumbu-bumbuan akan memiliki tendensi untuk meningkatkan tekanan inflasi. 

Hal yang sama juga terjadi untuk penggunaan angkutan antarkota dan angkutan udara yang akan mengalami peningkatan permintaan seiring dengan fenomena mudik tahunan. 

Komoditas lain yang perlu mendapatkan perhatian berasal dari subkelompok sandang khususnya pada komoditas perhiasan emas dan pakaian yang biasanya cenderung meningkat menjelang hari raya. (skd)