Waspadai Penimbun Sembako Jelang Bulan Puasa

id penimbunan, sembako

Waspadai Penimbun Sembako Jelang Bulan Puasa

Ilustrasi--Penimbunan Beras (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Umat Islam beberapa hari lagi akan menunaikan ibadah puasa pada bulan Ramadan 1436 Hijriah. Namun, di balik bulan suci tersebut, kebutuhan pokok masyarakat mengalami peningkatan.

Seiring dengan meningkatnya permintaan kebutuhan tersebut, harga sembilan bahan pokok (sembako) pun mengalami penaikan.

Ibarat sinetron yang setiap tahun berulang pada waktu yang sama. Gejala tahunan itu seharusnya bisa diantisipasi oleh Pemerintah maupun pemangku kebijakan lainnya agar harga tidak membumbung tinggi. Kalaupun harga tinggi, masih bisa terjangkau masyarakat.

Di lain pihak, uang tunjangan hari raya (THR) yang diterima pegawai seolah akan habis hanya untuk mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa menjelang puasa dan Lebaran.

Lalu, apa yang akan dilakukan instansi terkait menghadapi cerita tahunan jelang Ramadan itu?

Selain kenaikan harga barang, kemungkinan juga akan terjadi aksi penimbunan komoditas oleh pedagang atau distributor licik demi mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya.

Melihat gelagat taksedap tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Palu terus memantau fluktuasi harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan agar bisa menentukan langkah selanjutnya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Palu Haeriyati Atjo baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintah dalam waktu dekat akan akan turun ke pasar-pasar untuk mengetahui perkembangan harga kebutuhan pokok.

"Apabila harga kebutuhan pokok terus melambung, akan dilakukan operasi pasar menjelang Ramadan," katanya.

Operasi pasar juga akan dilakukan menjelang Idulfitri 1436 Hijriah karena biasanya harga komoditas utama kian meningkat mengingat permintaan kebutuhan juga makin tinggi.

Operasi pasar itu, kata dia, bertujuan agar harga berbagai kebutuhan bisa stabil sehingga masyarakat tidak terlalu terbebani dengan kondisi itu.

Saat ini harga berbagai kebutuhan bahan pokok mulai merangkak naik menjelang Ramadan, seperti telur ayam yang menjadi Rp1.500,00 per butir atau naik Rp300,00. Demikian pula, minyak goreng dan gula pasir yang mengalami lonjakan harga hingga Rp2.000,00 per kilogram.

Saat ini harga daging sapi juga sudah merangkak naik menjadi Rp100 ribu/kg, padahal sebelumnya berkisar Rp80 ribu--Rp90 ribu/kg.

Sementara itu, bawang merah naik dari Rp20 ribu/kg menjadi Rp45 ribu/kg, dan bawang putih dari Rp20 ribu/kg menjadi Rp25 ribu/kg.

Meski demikian, lanjut dia, kenaikan harga barang tersebut dinilai masih wajar sehingga masyarakat diimbau untuk tidak terlalu panik.

Haeriyati juga mengimbau pedagang atau distributor untuk tidak menimbun barang demi keuntungan sendiri.

Saat ini, lanjut dia, harga beras masih stabil, yakni Rp7.500,00--Rp8.000,00/kg. Akan tetapi, hal itu juga turut diwaspadai agar tidak terjadi lonjakan harga seiring dengan tingginya permintaan.



Denda Rp50 miliar



Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindagkop dan UKM Kota Palu Amiruddin mengemukakan bahwa pelaku usaha yang kedapatan menyimpan barang kebutuhan pokok saat terjadi gejolak harga akan dipidana denda maksimal Rp50 miliar sesuai dengan Undang-Undang Perdagangan.

"Selain itu, mereka juga bisa dipenjara paling lama 5 tahun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan," kata Amiruddin.

Ancaman pidana itu berlaku kepada pelaku usaha yang menyimpan kebutuhan pokok atau kebutuhan penting dalam jumlah dan waktu tertentu, terutama pada saat terjadi kelangkaan, gejolak harga, atau saat terjadi hambatan lalu lintas perdagangan barang.

Selain itu, pelaku usaha yang melakukan manipulasi data atau informasi mengenai persediaan kebutuhan pokok atau barang penting diancam dengan pidana penjara paling lama 4 tahun, atau pidana denda paling banyak Rp10 miliar.

Waspadalah bagi pelaku usaha yang berupaya berbuat curang, penjara dan denda maksimal sudah menanti.

Antisipasi

Kepolisian Resor Palu juga mengantisipasi aksi penimbunan sembako yang diduga sering terjadi menjelang Ramadan dan Lebaran. Hal ini berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat.

Kepala Polres Palu AKBP Basya Radyananda mengatakan bahwa antisipasi itu dalam bentuk terjun bersama dengan instansi terkait yang akan melakukan pemeriksaan mendadak dalam waktu dekat ini.

Ia berharap para pedagang tidak menimbun sejumlah kebutuhan pokok menjelang bulan puasa untuk meraup keuntungan pribadi.

"Kalau ada yang berupaya menimbun, pasti akan ditindak tegas," kata Basya.

Kepolisian juga telah membentuk satuan tugas (satgas) pengawasan barang bersubsidi yang telah berjalan selama beberapa pekan terakhir.

Satgas tersebut telah menggagalkan upaya penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebanyak 35 ton di Pelabuhan Watusampu, beberapa waktu lalu, dan menangkap dua orang pelaku. Saat ini berkas perkara tersebut telah dilimpahkan ke kejaksaan untuk proses selanjutnya.

Kapolres Basya juga meminta masyarakat untuk memberikan informasi terkait dengan adanya upaya penimbunan bahan pokok menjelang Ramadan dan Idulfitri.


Perintah Presiden


Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo juga telah memerintahkan kepolisian menangkap pihak yang berupaya menimbun dan berspekulasi terhadap barang kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Lebaran 2015 yang bisa menyebabkan fluktuasi harga.

"Saya perintahkan Kapolri untuk tindak tegas penimbun BBM dan kebutuhan barang pokok, juga spekulan yang mengambil keuntungan," kata Presiden di Jakarta, baru-baru ini.

Selain meminta tindakan tegas bagi penimbun dan spekulan, Presiden juga meminta para menteri terkait untuk memantau harga dan stok barang kebutuhan pokok karena gejolak harga merupakan isu krusial yang setiap tahun ada.

Menurut Presiden, gejolak harga merupakan isu krusial yang setiap tahun ada sehingga dia meminta seluruh jajaran pemerintahan cepat dan tanggap menangani setiap pergerakan harga.

"Kita lihat Mei kemarin (2015) inflasi tinggi. Saya harapkan, terutama kementerian yang berkaitan dengan ini, seperti Bulog dan Kemendag, pantau pasar dan harga. Kalau ada masalah, segera temukan solusi untuk menanganinya," kata Presiden.

Persiapan itu, kata Jokowi, betul-betul dilakukan guna memastikan stok dan stabilitas harga pangan terjaga.

"Juga pastikan kebutuhan rakyat atas pangan dan harganya betul-betul terjangkau dan terpenuhi," tegasnya.

Jika Presiden telah menyatakan hal tersebut, berarti itu adalah hal serius yang harus diterjemahkan di pemerintahanan atau instansi di tingkat bawah agar gejolak harga tidak membebani rakyat. (skd)