Airlangga yakini ekonomi triwulan II-2021 tumbuh kisaran 6,9 persen-7,8 persen

id airlangga hartarto,pertumbuhan ekonomi,program vaksinasi

Airlangga yakini ekonomi triwulan II-2021 tumbuh kisaran 6,9 persen-7,8 persen

Dokumentasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto pada acara Webinar Membangun Ekosistem Digital: Optimalisasi Potensi Ekonomi Digital Indonesia, yang diselenggarakan INJABAR Unpad, Jumat (23/4/2021). ANTARA/HO-INJABAR Unpad/am.

Proyeksi di triwulan II-2021 ekonomi dapat tumbuh cukup tinggi di kisaran 6,9 persen sampai 7,8 persen
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyakini perekonomian pada triwulan II-2021 mulai tumbuh di zona positif pada kisaran 6,9 persen - 7,8 persen melalui sejumlah pelaksanaan kebijakan maupun stimulus.

"Proyeksi di triwulan II-2021 ekonomi dapat tumbuh cukup tinggi di kisaran 6,9 persen sampai 7,8 persen," kata Airlangga dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan proyeksi itu lebih baik dari perekonomian triwulan I-2021 yang diperkirakan masih tumbuh negatif atau kontraksi pada kisaran 0,5 persen - 0,3 persen, meski sejumlah indikator ekonomi menunjukkan adanya pemulihan.

Untuk itu, sebagai upaya menghadapi potensi penguatan dan risiko pelemahan pada pertumbuhan, tambah dia, pemerintah akan mendorong ekonomi sektoral dan spasial melalui penguatan Local Value Chain (LVC).

"Penguatan LVC yang berorientasi pada beberapa komoditi strategis, yakni kelapa sawit, karet, industri kimia, industri aluminium, industri elektronik, dan industri alas kaki," katanya.

Selain itu, ia memastikan pemerintah akan mempercepat program vaksinasi bagi masyarakat untuk mencapai herd-immunity, termasuk mendorong pengadaan vaksin gotong-royong.

Prioritas vaksinasi telah dilakukan berdasarkan risiko wilayah atau zonasi risiko, dengan prioritas vaksinasi kepada penerima di wilayah dengan Zona Merah (sesuai data Kemenkes).

Saat ini, secara historis distribusi vaksin program untuk area Jawa-Bali mampu mencapai 70 persen dengan area luar Jawa-Bali 30 persen.

Prioritas vaksin diberikan untuk sektor usaha maupun jenis perusahaan tertentu, antara lain yang mempunyai risiko penularan tinggi dan sektor utama penunjang pertumbuhan ekonomi.

Pemberian vaksin juga didahulukan untuk sektor jasa lainnya yang sangat dibutuhkan masyarakat, dan sektor yang cara kerjanya padat karya serta kontak dengan banyak orang.

Hingga akhir April 2021, Indonesia tercatat sudah melakukan 20 juta suntikan kepada masyarakat, atau mampu menembus 10 juta suntikan dalam dua bulan (atau sejak 26 Maret 2021).

"Sekarang saja, dengan segala keterbatasan, tetap bisa menembus 10 juta suntikan atau sekitar 12,5 juta rakyat Indonesia sudah diberikan vaksin pertama. Diharapkan ke depan akan bisa lebih cepat lagi," ujar Airlangga.

Untuk vaksin gotong royong, saat ini juga telah diterbitkan Emergency Use Authorization (UEA) masing-masing oleh UEA maupun BPOM. Sedangkan untuk aspek kehalalan masih menunggu pembahasan MUI.

Baca juga: Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan bisa tingkatkan kualitas hidup
Baca juga: Airlangga Hartarto pastikan upaya pemerintah tangani pandemi sudah sesuai jalur
Baca juga: Menko Airlangga tekankan peran Indonesia nyata dalam pembangunan berkelanjutan
Baca juga: Airlangga sebut sinergi pemerintah daerah untuk pemulihan ekonomi