GKST minta Presiden Jokowi beri rasa aman masyarakat di Poso

id GKST, terorisme poso, Jet Rense,Poso

GKST minta Presiden Jokowi beri rasa aman masyarakat di Poso

Pdt Jetroson Rense, MTh saat memimpin ibadah pemakaman seorang jemaat yang juga dibantai teroris MIT Poso tahun 2020. (Antaranews.com/HO-GKST)

Palu (ANTARA) - Ketua Umum Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah Pendeta Jetrozon Rense, M.Th meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan aksi teror di Poso dan memberikan jaminan rasa aman bagi warga di daerah itu dalam beraktifitas sehari-hari.

"Kami meminta pemerintah pusat khususnya Bapak Presiden yang kami hormati untuk memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat di wilayah dimana dari tahun ke tahun selalu terjadi pembunuhan secara sadis dan menimbulkan trauma di tengah masyarakat," kata Pendeta Jet Rense melalui pesan whatsapp kepada ANTARA dari Tentena, Rabu.

Pernyataan itu dikemukakan pimpinan sinode gereja terbesar di Provinsi Sulteng itu terkait pembantaian empat orang warga Desa Kalimago, di Dataran Napu, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Selasa (11/5) yang dilakukan oleh teroris dari kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) yang masih berkeliaran di wilayah Kecamatan Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara dan Lore-Lindu.

"Kita semua sangat berduka, sedih dan marah atas jatuhnya korban pembunuhan yang sangat sadis, keji dan biadab dari mereka pelaku teror yang telah berulang kali beraksi di tengah-tengah masyarakat Poso," ujarnya.

Disaat masyarakat hendak menyongsong dengan sukacita perayaan suci Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah yang jatuh tepat pada tanggal yang sama dengan Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga tahun 2021 ini, dukacita kembali merebak dan air mata serta darah jatuh dan berteriak bagi saudara-saudara kita di Kalimago, Napu.

Lagi-lagi, kata Jet Rense, tak akan henti kami meminta dan memohon kepada aparat keamanan TNI-Polri khususnya Satgas Operasi Madago Raya di Poso untuk mengejar dan menangkap para pelaku teror yang biadab itu.

Ia juga menghimbau kiranya umat dan masyarakat tetap tenang dan waspada dan mendoakan dan mendukung pemerintah khususnya aparat keamanan Satgas Madago Raya agar mereka tetap dimampukan oleh Tuhan Yang Maha kuasa dalam menghentikan tindak kekerasan ini dengan cara menumpas secara tuntas para pelaku.

Pihak gereja juga terus mendoakan keluarga para korban kiranya Tuhan memberi penghiburan sejati dan menguatkan mereka dalam menghadapi duka ini.

"Air mata mereka adalah air mata kita semua. Duka mereka adalah duka kita semua," ujarnya.