Lebaran ketupat di Parigi Moutong jadi tradisi untuk pererat silaturahim

id Lebaran ketupat, Gorontalo, Parigi Moutong, Sulteng

Lebaran ketupat di Parigi Moutong jadi tradisi untuk pererat silaturahim

Lomba tarik tambang dalam rangka merayakan Lebaran Ketupat di Kabupaten Parigi Moutong sebagai upaya mempererat tali silaturahim, Sabtu (22/5/2021). ANTARA/Moh Ridwan

Tradisi ini dilaksanakan setelah lebaran Idul Fitri dan berlangsung setiap tahun. Biasanya dilaksanakan satu minggu setelah Idul Fitri
Parigi (ANTARA) - Lebaran Ketupat sebagai agenda tahunan warga Gorontalo di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menjadi tradisi untuk mempererat tali silaturahim antarsesama warga. 

"Tradisi ini dilaksanakan setelah lebaran Idul Fitri dan berlangsung setiap tahun. Biasanya dilaksanakan satu minggu setelah Idul Fitri," kata Muhammad Rifai, penanggung jawab kegiatan Lebaran Ketupat, di Parigi, Sabtu.

Dia menjelaskan warga Gorontalo yang sudah cukup banyak di Parigi Moutong dan telah berdomisili di kabupaten itu, terlebih di Parigi sebagai ibu kota kabupaten, sehingga tradisi tersebut sudah berbaur dengan kebiasaan masyarakat lokal setempat.

Warga Gorontalo di Ibu Kota kabupaten tersebut kebanyakan bermukim di pesisir pantai Parigi di Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi dan sekitarnya sehingga tradisi ini kental dilaksanakan oleh warga pesisir kelurahan tersebut.

Setiap Kepala Keluarga katanya, menyajikan ketupat dan kuliner lainnya di depan rumah mereka lalu di makan bersama, termasuk warga lain yang datang berkunjung.

"Kuliner yang disajikan ini untuk dimakan. Jadi, siapa saja yang datang harus ikut makan bersama, kita tidak melihat suku apa dan dari mana asalnya, karena memang tradisi ini makan bersama," tutur Rifai.

Apalagi, lebaran kali ini pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan mudik, sehingga dengan momen lebaran ketupat suasana kebersamaan dan kekeluargaan semakin akrab.

Menurut dia, pandemi COVID-19 bukan penghalang bagi kegiatan ini, karena dalam pelaksanaannya warga tetap memperhatikan protokol kesehatan diantaranya menyediakan tempat cuci tangan, lalu menggunakan masker.

"Tahun lalu tradisi ini tidak sempat kami laksanakan karena kasus COVID-19 meningkat. Alhamdulillah, kami sangat bersyukur tahun ini bisa terlaksana dengan baik berkat kerja sama marga setempat dan para pihak," ucap Rifai yang yang juga Ketua Karang Taruna Kelurahan Bantaya, Parigi.

Ia mengemukakan sebagai warga Gorontalo di Parigi Moutong, mereka sangat menghargai tradisi tersebut, dengan harapan apa yang telah dilaksanakan bisa menciptakan suasana kerukunan dan keamanan di kabupaten tersebut.

"Sesungguhnya giat ini banyak manfaatnya. Salah satunya, dengan terjalin silaturahmi maka hubungan sosial pun semakin baik. Hubungan sosial terjalin baik, maka tercipta suasana keamanan dan ketertiban masyarakat," ujarnya.

Dia menambahkan, pembiayaan kegiatan tersebut bersumber dari swadaya masyarakat, dan juga mendapat dukungan dari para pihak.
Selain kegiatan inti, ada pula kegiatan pendukung lainnya dalam bentuk lomba. Diantaranya, lomba perahu dayung, tarik tambang, panjat pinang dan sebagainya.