Bupati Donggala: Aparatur desa jangan minta dana stimulan penyintas

id pemkab donggala,bupati donggala,kasman lassa,kabupaten donggala,tsunami donggala,huntap donggala,stimulan donggala

Bupati Donggala: Aparatur desa  jangan minta dana stimulan penyintas

Bupati Donggala Kasman Lassa (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Donggala, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Bupati Donggala, Sulawesi Tengah, Kasman Lassa, menegaskan kepada seluruh apatur desa di kabupaten itu agar tidak meminta dana stimulan warga penyintas gempa dan tsunami.

"Masyarakat jangan dibebankan, kasihan mereka sudah terdampak bencana, dana stimulan itu peruntukannya untuk membangun kembali hunian," ucap Kasman Lassa, di Donggala, Minggu.

Kasman Lassa meminta kepada warga penerima dana stimulan untuk rumah rusak berat, sedang dan ringan, agar melapor kepadanya apabila ada aparatur desa yang meminta dana tersebut dengan berbagai alasan.

Kasman menyampaikan hal itu karena ada warga yang mengadu kepadanya bahwa ada aparatur desa yang meminta uang pengurusan administrasi untuk memperoleh dana stimulan.

"Saya sudah sampaikan ke Polres untuk proses kepada aparatur desa yang meminta dana stimulan warga dengan alasan apapun termasuk alasan administrasi," sebutnya.

"Kepala desa dan jajarannya di desa jangan menyusahkan warga, kalau sampai ada yang meminta dana stimulan, maka hukuman berat bisa dipidana," kata Bupati.

Kasman menguraikan warga penyintas yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan lewat dana stimulan sebesar Rp50 juta, dan sedang Rp25 juta serta rusak ringan Rp10 juta.

"Kalau setiap penerima stimulan diminta Rp2 juta, maka berapa didapat oleh aparatur desa. Kemudian sudah pasti dana untuk perbaiki rumah tidak cukup, karena sudah dikasih ke si ini sekian, ke si itu sekian," ujarnya.

"Oleh karenanya, bila ada yang datang meminta dana stimulan dengan alasan apapun, segera melapor ke saya," ungkapnya.

Kasman juga meminta kepada warga penerima dana stimulan agar memanfaatkan dana tersebut dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peruntukannya untuk rehabilitasi rumah atau untuk pembangunan kembali hunian bagi yang rusak berat.

"Iya, karena nanti akan diaudit oleh tim, bila sudah menerima uangnya. Tim akan melihat progres pembangunan hunian," ujarnya.
Kondisi hunian tetap di lokasi relokasi penyintas gempa dan tsunami di Desa Lero Tatari (ANTARA/Muhammad Hajiji)