20,34 persen daya listrik di Sulawesi dipasok dari EBT

id PLN, EBT, Smelter Sulawesi,PT Huady Nickel Alloy Indonesia

20,34 persen daya listrik di Sulawesi dipasok dari EBT

Ilustrasi. PLTB Sidrap sebagai salah satu pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) yang siap menyuplai listrik di Sulawesi Selatan. ANTARA Foto/Nur Suhra Wardyah

Makassar (ANTARA) - PT PLN (Persero) merilis bahwa sistem kelistrikan di Sulawesi saat ini mempunyai daya mampu sebesar 2.365 MW dan 20,34 persen di antaranya dipasok dari energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Bisnis Regional Sulawesi Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda melalui keterangannya di Makassar, Rabu menjelaskan sistem kelistrikan Sulawesi memiliki pasokan listrik yang memadai dan ramah lingkungan.

"Kita masih memiliki cadangan daya 602 MW. Komposisi pasokan daya listrik yang ada saat ini dipasok dari pembangkit energi terbarukan sebesar 20,34 persen," ungkap Huda.

Sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030, PLN akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 3.698 MW, sedangkan 58 persennya merupakan EBT.

Selain itu, untuk meyalurkan daya listrik tersebut PLN juga akan membangun 7.052 kilo meter sirkuit (kms) Saluran Udata Tegangan Tinggi (SUTT) dengan 4.702 MVA Gardu Induk yang tersebar di seluruh Sulawesi.

Karena daya mampu listrik yang melimpah, terdapat 61 potensi pelanggan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sulawesi yang kebutuhan listriknya mencapai 7.184 megavolt ampere (MVA) hingga saat ini.

Seorang pelaku industri smelter yakni Direktur PT Huady Nickel Alloy Indonesia Jos Stefan Hidecky mengucapkan terima kasih atas layanan serta pasokan listrik yang diberikan PLN.

"Respons PLN dalam melayani kami sangat baik, hal tersebut dibuktikan dengan kemudahan pelayanan serta kebutuhan mengenai kelistrikan bagi smelter kami selama dua tahun berjalan aman dan andal tanpa padam sedikitpun," ujar Jos.