Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Nurul Arifin menyatakan sebanyak 3.000 mahasiswa kedokteran yang hingga saat ini belum mengikuti uji kompetensi menjadikan alasan untuk merevisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Kedokteran.
"Tanggal 6 Februari 2020, Badan Legislasi DPR RI menerima audiensi pengusul revisi UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Kedokteran," kata Nurul, saat membuka webinar Fraksi Partai Golkar di Jakarta, Jumat.
Wakil ketua Fraksi Golkar itu menjelaskan alasan lain dimana uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter (UKMPPD) menjadi satu-satunya syarat kelulusan, dianggap menjadi salah satu masalah mahasiswa kedokteran.
"Selama mengulang UKMPPD, banyak mahasiswa yang diharuskan membayar SPP, sementara tidak ada lagi proses pembelajaran," ungkap Nurul.
Sementara itu, uji kompetensi tersebut dilaksanakan sebanyak empat kali dalam satu tahun sehingga keberadaan mahasiswa yang tidak lulus ujian kompetensi tentu saja menyulitkan mereka yang ingin segera berpraktik sebagai dokter, katanya.
Ketua Fraksi Bidang Polhukam itu menyatakan salah satu pokok revisi UU mengenai pendidikan akademik profesi terdiri atas penugasan dan pengembangan kedokteran.
Pendidikan kedokteran saat ini, kata dia, sudah terintegrasi dengan tiga ranah, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga antara akademik dan profesi tidak dapat dipisahkan.
"Saat ini revisi UU Pendidikan Kedokteran sudah masuk dalam daftar Prolegnas Prioritas Tahun 2021," ujar anggota Badan Legislasi DPR RI itu.
Webinar Fraksi Partai Golkar dengan tema "Polemik RUU Pendidikan Dokter" bertujuan untuk mendengarkan paparan para ahli, mahasiswa kedokteran, organisasi dan asosiasi profesi kedokteran, ahli kesehatan masyarakat, komunitas dokter, serta Kementerian Kesehatan.
"Kami ingin mendengarkan apa saja faktor-faktor krusial yang harus diperhatikan dan perlu diatur dalam revisi UU tentang Pendidikan Kedokteran," kata Nurul.
Webinar Fraksi Partai Golkar ini diharapkan dapat memperkaya sudut pandang semua pihak dan menjadi landasan Fraksi Partai Golkar dalam menyusun revisi UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Kedokteran serta memberikan solusi yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan.
Sejumlah narasumber dalam webinar itu diantaranya Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Profesor Abdul Kadir, Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek Profesor Nizam dan Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Profesor Akmal Taher.
Berita Terkait
Festival-Raudhah tegaskan perjuangan Guru Tua majukan pendidikan Islam
Kamis, 18 April 2024 22:34 Wib
UIN Palu dan Pasangkayu kerja sama tingkatkan kualitas hidup masyarakat
Jumat, 5 April 2024 4:10 Wib
DPRD dan Pemkab Sigi tetapkan perda layanan kesehatan dan pendidikan
Jumat, 29 Maret 2024 12:56 Wib
Kemendikbudristek sebut 126.421 orang lulus SNBP PTN akademik
Selasa, 26 Maret 2024 14:12 Wib
Pemprov Sulteng apresiasi UIN Datokarama Palu tingkatkan kompetensi guru
Rabu, 20 Maret 2024 20:01 Wib
KemenPPPA tekankan semua turut cegah perundungan disatuan pendidikan
Sabtu, 9 Maret 2024 20:12 Wib
Pemkab Sigi prioritaskan pelayanan kesehatan ke masyarakat terpencil
Jumat, 8 Maret 2024 9:55 Wib
Dinas Pendidikan Jatim siapkan 754 operator untuk PPDB SMA/SMK 2024
Selasa, 5 Maret 2024 8:20 Wib