Warga Prihatin Pengrusakan Hutan Mamasa

id hutan

Warga Prihatin Pengrusakan Hutan Mamasa

Ilustrasi--Hutan (antara)

Tampak banyak hutan gundul karena dirusak, akibatnya sumber air jadi susah dan kini dirasakan dampaknya sebagian besar masyarakat, apalagi disaat musim kemarau seperti sekarang ini
Mamuju,  (antarasulteng.com)- Warga Mamuju prihatin pengrusakan hutan di Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat yang terus terjadi karena berdampak pada lingkungan yang terkait persediaan sumber air masyarakat.

"Semakin susah di sekeliling kampung ditemukan sumber air bersih padahal dulunya sangat mudah karena kerusakan hutan di Mamasa," kata Arul salah seorang warga di Mamuju, Sulbar, Rabu.

Ia mengatakan, masyarakat di Kecamatan Aralle sebagian kecil suka berladang berpindah-pindah dengan membakar hutan untuk membuka lahan pertanian baru.

Selain itu mereka suka menebang hutan secara liar tanpa menyadari dampak yang ditimbulkan sehingga, menjadi keprihatinan besar sebagian besar masyarakat.

"Tampak banyak hutan gundul karena dirusak, akibatnya sumber air jadi susah dan kini dirasakan dampaknya sebagian besar masyarakat, apalagi disaat musim kemarau seperti sekarang ini," katanya.

Menurut dia, debit air sungai di Kecamatan Aralle yakni sungai Malaluna` yang selama ini menjadi sumber air petani padi menjadi kering akibat pembalakan hutan.

"Dampak lain dirasakan juga karena saluran irigasi padi petani menjadi kering tidak seperti 10 dan 20 tahun lalu, petani padi tidak pernah kekurangan air karena hutan masih mampu menampung air, tidak seperti sekarang hutan gundul dan tidak mampu menyerap air maksimal untuk kebutuhan petani padi, membuat petani padi menjadi risau sebab air yang menjadi sumber penghidupan mereka dari bertanam padi berkurang dan mempengaruhi produksi pertanian mereka," katanya.

Dia berharap, perusakan hutan dapat dihentikan melalui jalur hukum oleh pemerintah agar sektor pertanian padi dapat didorong untuk membangun ekonomi daerah, selain itu, hutan yang menjadi paru-paru dunia dapat terus dilindungi.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulbar Fakhruddin sebelumnya juga telah meminta agar penyuluh kehutanan di Kabupaten Mamasa dapat memaksimalkan fungsinya mencegah masyarakat merusak hutan dengan cara menebang kayu di hutan dan membakar untuk berladang berpindah-pindah.

Menurut dia, merusak hutan akan berdampak alam dan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia karena dapat mengakibatkan bencana.