Palu, (antarasulteng.com) - Perguruan Amura Karatedo Sulawesi Tengah mempertanyakan sikap Forki Sulteng atas tidak dipanggilnya atlit Fauzan pada seleksi Pra-PON.
Ketua Amura Karatedo Sulteng Abdurrahman Taha di Palu, Jumat mengemukakan sedianya Forki Sulteng memanggil Fauzan untuk ikut seleksi pada Pra-PON.
"Mestinya Fauzan harus diikutkan dalam seleksi Pra-PON, tetapi itu tidak dilakukan oleh Forki Sulteng," ucapnya.
Fauzan adalah atlit dari Perguruan Amura Karatedo Sulteng yang pada Porprov Sulteng di kabupaten Poso berhasil meraih medali emas Juara I kategori perseorangan putra cabang olahraga karate.
Ia menilai, dengan prestasi tersebut Fauzan layak untuk dipanggil dan di ikutkan dalam seleksi Prapon menuju PON. Anehnya akata dia, Forki sulteng malah memanggil Atlit lain yang unggul sebagai peraih perak pada PorProv.
Atas hal itu Amura Karatedo Sulteng kata dia, mempertanyakan adanya diskriminasi dan anggapan bahwa Fauzan adalah atlit yang berasal dari FKTI, sehingga yang bersangkutan seperti diasingkan serta tidak di panggil dalam pemusatan latihan Pra Kualifikasi PON.
"fauzan adalah majelis sabuk hitam pada Amura Karatedo Sulteng" sebutnya.
Lanjut dirinya menilai, Forki Sulteng tidak konsisten dalam meningkatkan prestasi atlit di Sulawesi Tengah.
Terkait hal itu, Pelatih Kategori Putera Perseorangan Forki Sulteng Ateng Wahyudi menyatakan, tidak ada diskriminasi dalam pembinaan prestasi atlit.
Ia menyebutkan, Fauzan sebelumnya telah dipanggil untuk mengikuti Pra PON, dan sempat mengikuti seleksi. Sayangnya Fauzan, termasuk sebagai peserta atau atlit Indisipliner, yang akhirnya Fauzan di keluarkan dari seleksi tersebut.
"ksepakatannya, bila ada pelatih dan atlit yang tidak disiplin, maka harus keluar atau dikeluarkan dari seleksi tersebut," urainya.
Fauzan sendiri kata dia, tidak hanya sekali melakukan pelanggaran disiplin, melainkan berulang - ulang kali terjadi pelanggaran disiplin yang dilakukan Fauzan.
Sementara itu, Sekretaris KONI Sulteng Shafei Datupalinga menyatakan, aturan yang ada di internal Forki tidak dapat di intervensi oleh KONI.
Bahkan, KONI tidak mengetahui polemik yang terjadi didalam seleksi tersebut.
"Itu tidak bisa di interfensi oleh KONI, namun sedianya yang juara satu lah, yang berhak ikut seleksi ke jenjang lebih tinggi".
Berita Terkait
Pemprov Sulteng: Popda bagian dari membangun semangat kebersamaan
Kamis, 13 Juli 2023 16:36 Wib
Ketua Forki Sulteng: Pra PON ajang buktikan prestasi
Sabtu, 6 Mei 2023 12:24 Wib
Forki Sulteng seleksi atlet karate prakualifikasi untuk PON 2024
Sabtu, 6 Mei 2023 20:04 Wib
Pelatih karate waspadai tuan rumah Vietnam SEA Games 2021
Senin, 9 Mei 2022 18:21 Wib
Indonesia raih empat medali emas kejuaraan SEAKF 2022
Minggu, 27 Maret 2022 7:47 Wib
Mahasiswi UIN Palu raih juara dua kejuaraan nasional karate
Senin, 1 November 2021 14:46 Wib
Atlet karate Sulteng optimistis rebut emas PON Papua
Minggu, 19 September 2021 9:56 Wib
Cerita Fania dan keputusannya tunda punya momongan demi PON Papua
Jumat, 17 September 2021 18:13 Wib