Ahli anestesi RS Balikpapan dr Syukriati meninggal karena COVID-19

id covid balikpapan,dokter terpapar covid

Ahli anestesi RS Balikpapan dr Syukriati meninggal karena COVID-19

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud saat melepas mendiang dr Syukriati di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Rabu (4/8/2021). ANTARA/Novi Abdi

Balikpapan (ANTARA) - Dokter ahli anestesi atau pembiusan RS Balikpapan Baru, dr Syukriati (55) meninggal dunia di RSUD Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (4/8), setelah berjuang melawan COVID-19.

“Saya menyampaikan duka cita dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya salah satu pejuang kesehatan terbaik Kota Balikpapan. Semoga almarhumah meninggal dalam keadaan husnul khotimah dan amalnya diterima Allah SWT,” kata Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud yang memimpin pelepasan jenazah mendiang di halaman parkir RSKD Balikpapan, Rabu sore.

Almarhumah juga dikenal sebagai istri dari Gamal Rustamadji, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Balikpapan 2009-2014. Sehari-hari almarhumah bekerja di RS Balikpapan Baru dan Klinik Utama Asih.

Dalam acara singkat pelepasan mendiang itu, suasana haru melingkupi lapangan parkir yang teduh di sisi barat gedung RSKD itu. Keluarga almarhum, jajaran tenaga kesehatan RSKD dan RS Balikpapan Baru, juga masyarakat yang kebetulan ikut menyaksikan.

Seperti semua yang meninggal dunia sebab COVID-19 di Balikpapan, dr Syukriati dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Km 15 Karang Joang.

“Kepergian beliau merupakan kehilangan besar, namun hendaknya dapat dimaknai sebagai motivasi bagi kita bersama-sama berupaya mengatasi wabah COVID-19 ini,” kata Wali Kota lagi.

Direktur RSKD dr Eddy Iskandar menjelaskan, dr Syukriati sempat menjalani perawatan di ruang ICU dan ruang perawatan biasa dalam masa 10 hari di RSKD. Sebelumnya ia juga sempat dirawat di RS Balikpapan Baru. “Beliau ada komorbid autoimun,” jelas dr Eddy.

Dari ICU, kondisi almarhumah sempat membaik dan perawatan dilanjutkan di ruang perawatan biasa. Namun kemudian kembali memburuk karena saturasi oksigen rendah, dan segera dikembalikan ke ruang ICU, hingga kemudian tak tertolong lagi dan meninggal dunia.

Sampai saat ini, menurut dr Eddy, Balikpapan sudah kehilangan 6 dokter karena wabah COVID-19 dan saat ini di RSKD setidaknya merawat 8 dokter dan sekitar 20-an perawat yang terpapar COVID-19.

“Tenaga kesehatan yang terpapar ini ada yang dari luar RSKD, ada yang memang terpapar di RS ini karena berinteraksi dengan pasien. Mereka langsung menjalani isolasi mandiri dan setelah sembuh bertugas kembali,” jelas dr Eddy.