Pemkab Parigi Moutong minta bantuan tambahan oksigen ke Pemrov Sulteng

id Oksigen, RS Anuntaloko, sekda Parimo, Zulfinasran, Revy Tilaar, pemkabparimo, Sulteng

Pemkab Parigi Moutong  minta bantuan tambahan oksigen ke Pemrov Sulteng

Sekretaris Daerah Kabupaten Parigi Moutong, Zulfinasran. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong meminta bantuan penambahan tabung oksigen untuk Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengingat saat ini terjadi lonjakan jumlah pasien COVID-19 di daerah itu.
"Iya, kami meminta bantuan tabung oksigen ke Dinas Kesehatan Sulteng dan secepatnya kami akan ajukan ke Pemerintah (Provinsi) Sulteng," kata Sekretaris Daerah Pemkab Parigi Moutong Zulfinasran di Parigi, Senin.
 
Ia menjelaskan sejak terjadi lonjakan jumlah pasien yang menjalani perawatan di RS kebutuhan oksigen juga ikut meningkat.
 
"Tidak bisa dimungkiri kebutuhan tabung oksigen memang meningkat. Oleh karena itu pemerintah setempat sedang mengupayakan agar oksigen selalu tersedia di RS," ujarnya.
 
Pada situasi normal, RS Anuntaloko Parigi setiap hari membutuhkan kurang lebih 100 tabung oksigen sebagai alat bantu pernapasan pasien.
 
Untuk menunjang kegiatan medis, pihak RS Anuntaloko Parigi harus mendatangkan tabung oksigen dari Palu yang dibeli dari salah satu perusahaan di ibu kota Sulteng itu.
 
"Oksigen dikirim dari Palu ke Parigi melalui jalur darat sehingga proses pengiriman butuh waktu hingga sampai ke tujuan," kata dia.

Guna mengantisipasi menipisnya stok oksigen maka Pemkab Parigi Moutong membangun komunikasi dengan Pemprov Sulteng karena provinsi itu mendapat sumbangan oksigen 40 ton dari PT Indonesia Morowali Industri Park (IMIP) pada Jumat (6/8).
 
Oksigen tersebut dikemas dalam isotank dan tabung untuk disalurkan ke RS di Palu dan sejumlah kabupaten dalam rangka membantu pemerintah daerah menangani pasien COVID-19.
 
"Semoga pengajuan bantuan ini dapat disahuti Pemerintah (Provinsi, red.) Sulteng agar kebutuhan di RSUD Anuntaloko Parigi dapat terpenuhi," ucapnya.
 
Kepala RSUD Anuntaloko Parigi drg Revy Tilaar menjelaskan RS tersebut memiliki alat produksi oksigen konsentrat, namun saat ini kondisinya rusak sehingga butuh perbaikan dengan estimasi anggaran Rp75 juta.
 
Ia menjelaskan bahwa alat tersebut dapat meminimalisasi penggunaan oksigen yang dikemas dalam tabung seperti digunakan pada umumnya.
 
"Jika nanti alat ini dapat berfungsi kembali, kami bisa memproduksi oksigen dan alat ini sudah ditempatkan di ruang ICU, dengan begitu dapat meminimalisir biaya pembelian oksigen tabung," katanya.
 
Ia memaparkan penggunaan oksigen di RS tersebut didominasi pasien COVID-19 dengan gejala berat yang harus membutuhkan alat bantu pernapasan.

Ia menyebut rata-rata penggunaan per hari membutuhkan 7-8 tabung per orang kalau menggunakan ventilator.
 
"Artinya pemakaian oksigen cukup banyak. Kami juga telah menyediakan cadangan sebagai langkah antisipasi, namun jumlah itu tidak mencukupi sehingga setiap hari kami harus mendatangkan tabung oksigen dengan jumlah banyak, namun perusahaan penyedia tidak mampu memenuhi kebutuhan RS," demikian Revy.